
Untuk memperingati Hari Kanker Sedunia, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM menyelenggarakan World Cancer Day (WCD) 2019 pada Selasa (5/2). Rangkaian acara diawali dengan Senam Zumba bersama yang diselenggarakan pada pagi hari di Lapangan Basket FKKMK UGM. Acara dilanjutkan dengan Talkshow yang membahas pemahaman tentang fakta penanganan kanker yang seharusnya dilakukan di Auditorium Lantai 1 FKKMK UGM.
WCD sendiri merupakan peringatan global tahunan bagi seluruh penduduk dunia untuk menyerukan perjuangan melawan kanker. Kampanye ini pertama kali dipromosikan oleh Union for International Cancer Control yang berpusat di Jenewa, Swiss pada tahun 2000. Untuk mempertahankan api perjuangan tersebut maka setiap tanggal 4 Februari di peringati sebagai Hari Kanker Sedunia.
dr. Mardiah, Sp.PD-KHOM, selaku ketua panitia, menyatakan bahwa perjuangan ini perlu untuk tetap dilakukan dari tahun ke tahun. Ia mengungkapkan bahwa tiap tahunnya, 8,2 juta jiwa meninggal akibat kanker di seluruh dunia. Pada tahun 2012, ditemukan 14,2 juta kasus baru dan 8,2 juta jiwa meninggal karenanya. “Diperkirakan pada tahun 2025 akan terdapat 19,3 juta kasus baru dan 11,5 juta kematian akibat kanker,” terangnya.
Lebih lanjut, Mardiah menjelaskan bahwa acara ini diselenggarakan sesuai dengan tajuk dari WCD untuk tahun ini hingga 2021 mendatang, yakni “I Am and I Will”. Ia menyatakan bahwa tema ini diangkat untuk menyampaikan sebuah pesan kepada umat manusia dunia agar bersama melawan dampak dari kanker.
“Anda memiliki kekuatan untuk mengurangi dampak dari kanker bagi diri sendiri, orang-orang tercinta, dan dunia. Sekaranglah saatnya anda membuat komitmen pribadi,” serunya kepada seluruh peserta di auditorium.
Tidak hanya itu, menurut Mardiah, momen ini menuntut sebuah aksi nyata, baik secara pribadi maupun kolektif, yang dapat dilakukan saat ini untuk melawan kanker. Hal itu dengan harapan supaya terhindar dari masa depan seperti yang dijelaskan sebelumnya.
“Sama seperti kanker yang memengaruhi orang dengan cara yang berbeda-beda. Setiap orang juga memiliki kekuatan untuk ikut serta melakukan berbagai tindakan untuk mengurangi dampak kanker pada individu, keluarga, maupun masyarakat,” pungkas ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia cabang Yogyakarta ini. (Humas UGM/Hakam