Indonesia tercatat sebagai negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah China. Laporan Ocean Atlas 2017 menyebutkan dalam satu tahun Indonesia memproduksi sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik sebanyak 3,22 juta metrik ton. Dari jumlah tersebut sekitar 0,48 juta hingga 1,29 juta metrik ton terbuang ke laut.
Kondisi tersebut rupanya menggerakan tiga mahasiswa Fakultas Pertanian UGM untuk turut berkontribusi dalam mengatasi persoalan sampah plastik. Mereka adalah Yusroni, Junita Solin, dan Novia Adistri Putri.
Ketiganya menggagas pengembangan inovasi teknologi yang dinamai PLASTIC. Inovasi tersebut merupakan sebuah aplikasi berbasis android sebagai platform bagi masyarakat Indonesia untuk melakukan transaksi jual beli produk daur ulang limbah.
Prototipe tersebut juga berhasil menghantarkan mereka menyabet dua penghargaan internasional. Penghargaan itu adalah Bronze Medal from National Research Council of Thailand dan Special Awards dari World Invention Intellectual Property Associations (WIIPA) di Thailand Inventors Day 2019 awal Februari kemarin.
“Kami terpikir untuk mengembangkan gagasan ini melihat persoalan sampah plastik yang semakin banyak dan belum juga terselesaikan,” katan Yusroni, Rabu (13/2) di Kampus UGM.
Persoalan sampah ini bahkan telah mengancam ekosistem perairan. Belum lama ini bahkan sempat viral kasus ikan paus yang mati terdampar akibat banyak sampah plastik di dalam perut ikan tersebut. Kenyataan itu mendorong mereka untuk mengembangkan metode agar orang tidak membuang sampah sembarangan, terutama sampah plastik. Salah satunya adalah dengan mengubah sampah menjadi penghasilan melalui daur ulang sampah menjadi produk kreatif bernilai ekonomis.
“Dengan aplikasi ini harapannya bisa menumbuhkan semangat masyarakat untuk mendaur ulang sampah menjadi produk berdaya guna dan bernilai guna dan bernilai jual,” jelasnya.
Aplikasi ini dilengkapi dengan sejumlah fitur, seperti akun untuk penjual dan pembeli, serta kategori produk berdasarkan bahan seperti plastik, kaca, kayu, dan bahan lainnya. Selain itu, juga fasilitas chat dalam mendukung kelancaran proses transaksi dan sistem pembayaran yang terpercaya. (Humas UGM/Ika)