
Untuk kedua kali, Fisipol UGM menggelar talkshow bedah program Capres/ Cawapres dalam rangka menyongsong penyelenggaraan Pemilu 2019. Untuk talkshow bedah program Capres/ Cawapres yang kedua ini mengangkat tema “Ketahanan Pangan dan Energi”.
Hadir sebagai narasumber Tim Kampanye Nasional 01, Jhonny Plate, dan Satya Widya Yudha serta Badan Pemenangan Nasional 02, Sudirman Said, dan M. Said Didu. Talkshow ini juga menghadirkan lima panelis, yaitu Prof. Ali Agus (Fakultas Peternakan UGM), Dr. Subejo (Fakultas Pertanian UGM), Prof. Eni Harmayani (Fakultas Teknologi Pertanian UGM), Dr. Deendarlianto (Fakultas Teknik UGM), Dr. Nanang Indra Kurniawan (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM).
Dekan Fisipol UGM, Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si., mengatakan setelah sukses dengan putaran pertama yang diapresiasi banyak pihak maka putaran kedua digelar dengan tema soal pangan dan energi.
“Saya kira tidak ada negara maju yang dua masalah tersebut diselenggarakan dengan baik. Kalau kita ingin menjadi negara industri yang maju, urusan perut mestinya harus diselesaikan terlebih dahulu,” kata Erwan di Auditorium Fisipol UGM, Kamis (21/2).
Oleh karena itu, ia menandaskan, sebuah negara tidak dapat menjadi negara maju jika urusan yang dasar ini tidak dapat diselesaikan. Oleh karena itu, dalam talkshow kedua kali ini, audiens diharapkan dapat mendengarkan rencana-rencana yang ditawarkan pasangan Capres/ Cawapres 01 dan Capres/ Cawapres 02.
“Terkait bagaimana mengurus perut, apakah lima tahun kedepan kita akan makin kenyang atau kita justru harus puasa. Mungkin soal itu saja tidak cukup karena bagi generasi sekarang harus juga terpenuhi soal listrik, wifi dan lain-lain,” katanya.
Jhonny Plate mengatakan ada beberapa langkah perlu diambil oleh pemerintah untuk memastikan tersedianya jumlah pangan yang cukup, yaitu untuk kebutuhan konsumsi, stabilitas harga pangan dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Dalam rangka keseimbangan ini maka berbagai kebijakan dilakukan, diantaranya pendataan kembali yang menyangkut ketersediaan pangan.
Sementara itu, Sudirman Said dalam kesempatan ini menyatakan kaum intekektual dan para teknokrat memiliki peran sangat penting dalam pembangunan negara. Menurutnya, jangan sampai peran-peran intelektual diintervensi oleh politisi karena itu jika Prabowo-Sandi menang maka kaum intelektual akan diberi peran yang sangat penting dalam pengambilan kebijakan.
“Ada pos-pos yang diisi oleh politisi. Tapi untuk pos-pos strategis dan penting, seperti urusan pangan dan energi harus diserahkan pada teknokrat,” katanya. (Humas UGM/ Agung)