• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Percakapan Golput Pemilu 2019 di Media Sosial Banyak Dijumpai di Jawa

Percakapan Golput Pemilu 2019 di Media Sosial Banyak Dijumpai di Jawa

  • 25 Februari 2019, 15:32 WIB
  • Oleh: Ika
  • 8029
Percakapan Golput Pemilu 2019 di Media Sosial Banyak Dijumpai di Jawa

Percakapan untuk tidak memilih atau golput dalam pemilu 2019 mulai marak diperbincangkan warganet di dunia maya atau jejaring sosial. Data Laboratorium Big Data Analytics, Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Fisipol UGM mencatat percakapan golput di media sosial dan media online terkonsentrasi di Jawa.

Hasil tersebut diperoleh melalui analisis percakapan di media sosial twitter dan pemberitaan di 276 media online. Analisis big data menggunakan metode application programming interface twitter dilakukan dari 27 Januari hingga 19 Februari 2019.

“Dari pemetaan isu golput berdasarkan sebaran geografis cenderung bersifat Jawa sentris,” ungkap Peneliti Laboratorium Big Data Analytics DPP Fisipol UGM, Arya Budi, Senin (25/2) saat konferensi pers di Digilib Cafe Fisipol UGM.

Memaparkan hasil analisis terkait peta potensi golput 2019, Arya menyampaikan bahwa pembicaraan golput banyak ditemukan di Jawa Barat (21.60%), DKI Jakarta (14,94%), dan Jawa Timur (14,645). Ketiga provinsi tersebut menjadi daerah dengan percakapan isu golput terbanyak dibandingkan dengan daerah lain.

Lebih lanjut Arya menyebutkan perbincangan isu golput menjadi semakin masif karena dipicu oleh akun-akun berpengaruh dengan banyak follower. Selain itu, masifnya isu golput di media sosial terjadi karena adanya momentum politik seperti debat calon presiden pada 17 Februari 2019.

Dari sebanyak 2.840 percakapan tentang golput, Arya menjelaskan bahwa terdapat 9,5 % percakapan yang ditujukan untuk mengkampanyekan golput. Artinya, 1 dari 10 percakapan tentang golput adalah percakapan untuk mengkampanyekan golput.

Sementara ajakan untuk untuk tidak berpartisipasi dalam pemilu paling banyak ditemukan di DKI Jakarta sebanyak 20 percakapan. Selanjutnya diikuti Jawa Barat 17 percakapan, dan Jawa Tengah 12 percakapan. Di sisi lain, terdapat akun yang dibuat khusus untuk berkampanye golput.

Sementara Peneliti DPP Fisipol UGM lainnya, Wawan Mas’udi, menjelaskan potensi golput terjadi karena sejumlah faktor seperti adanya ketidakpuasan terhadap incumbent, tetapi oposisi dipandang tidak layak. Selain itu, golput juga sebagai ekspresi protest voting dan tidak ada sistem compulsory voting.

Faktor lain adalah sistem politik atau rezim dipandang tidak sah, memberikan suara hanya akan memberi legitimasi pada sistem yang ada. Sementara sistem yang ada tidak bisa menjamin fairness sehingga golput ini menjadi bentuk perlawanan.

Wawan menuturkan bahwa golput menjadi ancaman terhadap demokrasi. Pilihan untuk tidak berpartisipasi dalam pemilu akan memberikan dampak delegitimasi demokrasi di Indonesia.

“Kalau situasi golput dibiarkan maka suara ketidakpercayaan demokrasi akan semakin kuat dan mengalami penggerusan demokrasi. Untuk itu, semua hal yang bisa memperkuat legitimasi, termasuk partisipasi yang tinggi sangat dibutuhkan,” pungkasnya. (Humas UGM/Ika)

 

Berita Terkait

  • Upaya Delegitimasi Pemilu Merugikan

    Thursday,04 April 2019 - 20:02
  • Fenomena Golput, Ketidakpercayaan Pada Partai Politik dan Figur Kandidat

    Friday,04 July 2008 - 9:56
  • Pemetaan Potensi Politik Uang Pemilu 2019

    Monday,15 April 2019 - 14:54
  • Sosialisasi Pemilu kepada Pemilih Pemula di DIY Tidak Maksimal

    Wednesday,12 March 2014 - 12:25
  • KPU Jadi Sasaran Isu Negatif di Medsos

    Monday,29 April 2019 - 13:28

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual