Bagian akhir penelitian Rahma Widyana, S.Psi., M.Si menyatakan, bahwa bagi pendidik dan pemerhati pendidikan yang akan menyusun metode intervensi dan pengajaran membaca bagi siswa SD kelas 1 dan 2 hendaknya perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh kuat terhadap kemampuan membaca awal, yaitu berupa pengetahuan semantik. Dengan demikian penyusunan metode intervensi dan pengajaran lebih efisien dan efektif. Pendidik hendaknya lebih memperhatikan faktor pengetahuan semantik dan memberikan intervensi lebih banyak terhadap faktor tersebut saat mengajarkan kemampuan membaca pada anak-anak SD kelas 1 dan 2.
“Intervensi dapat dilakukan dengan memberikan lebih banyak stimulasi untuk meningkatkan kosa kata, sehingga anak lebih mudah memahami makna dari kata-kata yang dibacanya. Pengajaran membaca hendaknya lebih ditekankan pada metode global, yakni mengajarkan kata langsung dikaitkan dengan makna, dan tidak menekankan pada bunyi ejaannya, karena dalam penelitian ini ditemukan kesadaran fonologis yakni sensitivitas anak terhadap bunyi yang diucapkan hanya berpengaruh tidak langsung terhadap kemampuan membacaâ€, ungkap dosen Universitas Wangsa Manggala saat mempertahankan desertasi dihadapan tim penguji hari Rabu (29/3) di ruang Seminar Sekolah Pascasarjana UGM.
Kata lulusan Fakultas Psikologi UGM tahun 1995 ini, intervensi terhadap pengetahuan semantik juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yakni memori kerja dan persepsi visual. “Pendidik hendaknya memberikan stimulasi untuk mengoptimalkan kapasitas memori atau ingatan dan mengasah kemampuan persepsi visual pada anakâ€, urai Rahma saat mempertahankan desertasi berjudul “Faktor-faktor Kognitif Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Anak-anak Kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar†(Humas UGM).