• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Membedah Novel Genre Detektif pada Awal 1940-an

Membedah Novel Genre Detektif pada Awal 1940-an

  • 14 Maret 2019, 14:00 WIB
  • Oleh: Satria
  • 2493
  • PDF Version
Membedah Novel Genre Detektif pada Awal 1940-an

Akhir 1930-an dan awal 1940-an menjadi saksi puncak berseminya terbitan cerita misteri bagi pembaca Melayu.

Hal itu disampaikan Dr. William Bradley Horton, peneliti asal Akita University Jepang, dalam kuliah umum yang berjudul “Patjar Koening dan Misteri Kematian Thamrin : Sastra Populer Terbitan Jogja 1930-1940” pada Selasa (12/3) di Ruang Multimedia, Gedung Margono lantai 2, FIB UGM. Kuliah tersebut diselenggarakan oleh Prodi Sastra Indonesia (Sasindo) UGM.

Sementara itu, kehadiran Bradley pagi itu adalah sebagai tamu untuk mengisi kuliah tersebut dengan didampingi moderator Dr. Cahyaningrum Dewojati, M.Hum. Walaupun diselenggarakan oleh Prodi Sasindo dan bertempat di FIB, peserta yang hadir lebih beragam, tidak hanya dari Sasindo ataupun FIB, karena memang terbuka untuk umum.

Bradley melanjutkan pemaparannya dengan menjelaskan maksud perkataannya sebelumnya. Dalam kurun waktu yang dirujuknya tersebut, terbitan novel-novel misteri di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Hal itu termasuk buku saduran bahasa asing pula.

Novel-novel tersebut seperti Koedoes dalam Gelap Goelita dan novel seri Patjar Koening. “Novel yang saya sebut terakhir inilah yang akan menjadi fokus pembahasan saya kali ini,” tuturnya.

Sepanjang tahun 1941, novel Patjar Koening telah terbit paling tidak tujuh seri. Seri kedelapan dengan judul ‘Dalam Perangkap’ disebutkan pada akhir seri ketujuh, namun tidak pernah rilis karena dimulainya perang dengan Jepang.

Sang pengarang tidak pernah diketahui nama aslinya sampai sekarang, hanya nama samaran Ketjindoean yang diketahui karena memang tertera dalam sampul bukunya. Nama khas Minangkabau tersebut dipakai sang pengarang khusus untuk novel seri ini karena sejauh ini tidak terdapat nama sama dalam buku-buku lain.

Bradley menunjukkan hal yang menarik dari seri ini terdapat pada bagian kelimanya yang berjudul ‘Kedjadian jang Aneh’ terbit pada Juli 1941. Berdasarkan analisisnya, konteks antara masa dirilisnya seri tersebut dan kejadian faktual yang terjadi terdapat kesamaan.

Seri kelima ini mengisahkan lelaki bernama Hoesain Damiri, seorang tokoh publik di Kota S. Pada suatu malam, ia terbunuh ketika sedang sendirian di kamanya. Kematiannya yang mendadak dianggap janggal oleh penduduk kota, terutama dengan alasan sakit, walaupun pembunuhan juga tidak tidak terpikirkan karena berada di ruangan tertutup.

Akhirnya dengan bantuan seorang detektif, yakni Raden Pandji Soebroto, kasus ini terselesaikan. Ia menemukan bahwa Hoesain Damiri telah dibunuh oleh seorang wartawan yang bernama Soelaiman. Cara membunuhnya adalah dengan menggunakan racun yang ditiupkan melalui gelembung udara melalui ventilasi udara yang menghadap luar rumah.

Racun yang dipakai Soelaiman tersebut ternyata berasal dari Patjar Koening. Ia membunuh Hoesain Damiri karena masalah uang yang tak kunjung diberikan. Patjar Koening yang murka mengetahui racunnya digunakan untuk keperluan pribadi akhirnya membunuh sang wartawan juga.

Cerita tersebut setelah diamati oleh Bradley, ternyata terdapat kemiripan dengan kisah Mohamad Hoesni Thamrin yang meninggal tidak lama sebelum novel tersebut diterbitkan. Pemimpin golongan nasionalis tersebut selama ini menjadi tahanan rumah, dan tiba-tiba meninggal di dalam kamarnya sama seperti Hoesain Damiri.

Kesamaan lain, menurut Bradley, adalah nama dari keduanya, yakni Hoesain Damiri dan Hoesni Thamrin yang terdengar hanya seperti diplesetkan semata. Kemudian, Kota S yang dimaksud dalam cerita ia selidiki ternyata bukanlah nama kota melainkan Sawah Besar, yakni daerah di Jakarta tempat Hoesni Thamrin tinggal.

Bradley juga menyebut Hoesni Thamrin mengalami konflik dengan seorang wartawan yang bernama M. Thabrani selama hidupnya seperti Hosain Damiri dengan Soelaiman. Selain itu, seperti Hoesain Damiri, Hoesni Thamrin juga disokong kekuatan asing karena dukungannya kepada Jepang yang membuatnya menjadi tahanan rumah tadi.

Satu hal yang Bradley sebut tidak mungkin terjadi pada Hoesni Thamrin tapi terjadi pada Hoesain Damiri adalah penyebab kematiannya. “Hoesni Thamrin tidak mungkin dibunuh dengan racun. Karena pada tahun tersebut tidak mungkin seseorang dengan mudahnya memasukan racun ke Hindia,” sebutnya.

Akhirnya, Bradley menyimpulkan bahwa dari keterkaitan novel seri Patjar Koening dengan cerita kematian Hoesni Thamrin menunjukkan  kegagalan genre novel detektif di Indonesia dan Malaysia. Hal itu karena novel ini tidak memiliki kedekatan dengan realitas publik pembacanya kala itu.

“Padahal, ketika kedekatan tersebut terjalin akan memberi sensasi yang lebih jelas kepada pembaca. Utamanya bagian gelembung gas racun yang belum pernah dipakai saat itu. Cerita ini lebih tepat dengan genre politik, kejahatan, dan fantasi,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam)

 

Berita Terkait

  • Teliti Pengaruh Pemerintahan 'Pseudoabsolutisme' Terhadap Gaya Tari Yogyakarta, Pramutomo Raih Doktor

    Monday,20 October 2008 - 15:23
  • Raih Doktor Usai Teliti Citra Perempuan Tanggguh

    Thursday,26 November 2015 - 9:08
  • Adhitya Latif Prahesta Raih Juara Duta Genre Bengkulu

    Wednesday,02 March 2022 - 7:32
  • PKKH UGM Gelar Diskusi Perkembangan Film Laga Indonesia

    Wednesday,01 April 2015 - 9:36
  • Program GenRe Libatkan Banyak Pihak

    Friday,08 September 2017 - 13:52

Rilis Berita

  • Epidemiolog: Tidak Ada Hubungan Hepatitis Akut dengan Vaksin Covid-19 16 May 2022
    Baru-baru ini masyarakat dunia digemparkan dengan kemunculan hepatitis varian baru. Hepatitis ata
    Satria
  • Tim UGM Lakukan Riset Pengembangan Varietas Baru dari Kedelai Hitam 16 May 2022
    Tim dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada tengah melakukan riset pemurnian kedelai hita
    Gusti
  • Tantangan Pembangunan Industri Sawit Indonesia yang Berkelanjutan 16 May 2022
    Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan, Dipl., Ing, mengatakan bahwa minyak kelap
    Satria
  • Mari Cegah Generasi Mendatang dari Bahaya Stunting 15 May 2022
    Kita mesti mencegah generasi mendatang dari stunting. Stunting atau p
    Satria
  • UGM Peringati Hari Pendidikan Nasional 2022 13 May 2022
    Universitas Gadjah Mada menggelar upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2022. Upacara
    Agung

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual