
Menjelang debat cawapres yang akan berlangsung pada 17 Maret mendatang, dari kelima topik yang akan menjadi tema debat cawapres tersebut, isu soal ketenagakerjaan dan sosial menjadi tema yang paling banyak dibicarakan oleh warganet. Hal itu mengemuka dari laporan hasil analisis yang dilakukan Laboratorium Big Data Analytic Fisipol UGM selama 10 hari, 3-13 Maret lalu di twitter.
Arya Budi, salah satu anggota peneliti Big Data Analytic Fisipol UGM, mengatakan analisis big data dilakukan bukan dalam rangka mengevaluasi para cawapres yang akan tampil melainkan mengetahui isu yang paling banyak dibicarakan jelang debat. “Kita memantau percakapan di twitter soal debat itu sendiri terkait 5 tema yang akan dibahas,” katanya.
Analisis soal isu tema debat yang dibahas warganet di media sosial jelang debat cawapres ini, menurut Arya, diharapkan bisa menjadi referensi bagi cawapres. Sebab, menurut Arya Budi, antusias warganet dalam debat cawapres tidak setinggi pada debat capres. Oleh karena itu, para cawapres diharapkan bisa memberikan penegasan pada isu yang kini paling banyak diperbincangkan terutama soal isu kartu pra kerja, pengangguran, outsourching dan tenaga kerja asing. “Tentu analisis ini punya keterbatasan karena hanya pada platform media sosial twitter,” katanya.
Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM, Mada Sukmajati, mengatakan pihaknya sengaja melakukan analisis soal tema debat cawapres dikarenakan debat cawapres kali ini hanya dilaksanakan satu kali dari lima rangkaian debat capres-cawapres. “Debat ini menjadi satu satunya debat cawapres yang diselenggarakan oleh KPU,” katanya.
Mada menuturkan debat cawapres sebenarnya sama pentingnya dengan debat capres karena keduanya merupakan bagian dari pasangan capres-cawapres. “Apabila minat netizen masih rendah, kita harapkan adanya rilis analisis ini maka minat netizen makin tinggi pada debat cawapres,” katanya.
Berdasarkan hasil analisis percakapan warga net di twitter jelang debat, terpantau sebanyak 7.257 percakapan yang membahas soal tema debat tersebut seperti isu tentang sosial budaya mengenai kenaikan harga sembako dan listrik. Isu ketenagakerjaan berkutat pada isu tenaga kerja asing, TKI dan pengangguran. Sementara untuk isu pendidikan, warganet paling banyak membahas soal kartu Indoensia pintar, infrastruktur sekolah dan program belajar. Adapun bidang kesehatan, isu soal kartu Indonesia sehat dan BPJS Kesehatan paling banyak dibicarakan.
Secara geografis, kata Mada, jumlah percakapan warganet soal tema debat cawapres terpantau paling banyak di Jawa Barat 21,05%, DKI Jakarta 17,76 %, Jawa Timur 10.53%. “Sedangkan daerah lan intensitasnya di bawah 10%,” katanya.
Yang menarik dari analisis ini, kata Mada, beberapa topik sangat dominasn dibahas di wilayah tertentu. Ia menyebutkan topik isu ketenagakerjaan paling banyak dibahas di daerah Jawa Barat dengan persentase 48,04 %. Sedangkan topik sosial budaya dibahas di daerah Jawa Timur 59,72 %. Lalu, topik pendidikan sangat dominan di Kalimantan Utara dan topik kesehatan paling banyak dibicarakan warganet di Sulawesi Tenggara.
Mada menegaskan berdasarkan temuan ini, ia berharap isu yang terekam dalam percakapan warganet menjelang debat dapat muncul dalam panggung debat cawapres nantinya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)