
Mahasiswa UGM mengadakan kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat di Dusun Sendowo melalui program Inspiring Bulaksumur Urban Community (IBUC).
Kegiatan ini melibatkan 26 mahasiswa, 5 di antaranya merupakan mahasiswa asing yang berasal dari Jerman dan Perancis yang tergabung dalam Tim KKN YO-111.
“Kegiatan kami di sini dilakukan selama 50 hari, mulai dari 11 Maret lalu sampai tanggal 30 April. Tapi untuk mahasiswa asing hanya mengikuti selama 2 minggu,” tutur Abdul Latief Agustiawan selaku Koordinator Tim KKN, Senin (18/3).
IBUC merupakan salah satu upaya proaktif UGM untuk mengembangkan masyarakat sekitar kampus secara berkelanjutan, terlembaga, dan sistematis dalam aspek agama–sosial masyarakat, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Pencanangan program ini dilatarbelakangi adanya interaksi yang saling memengaruhi antara sivitas akademika UGM dengan masyarakat yang telah menjadi simpul pertumbuhan ekonomi sekaligus mewarnai kehidupan sosial budaya.
Hal ini menjadi potensi percontohan pengembangan masyarakat urban, sekaligus penegasan jati diri UGM berkomitmen mengembangkan ilmu pengetahuan & teknologi yang berpihak kepada kepentingan rakyat.
Latief menjelaskan, selama beberapa minggu ke depan timnya akan mengadakan berbagai kegiatan mulai dari pelatihan keterampilan, pendampingan ekonomi, pendataan UMKM, hingga penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan.
“Beberapa dari program ini muncul dari hasil rembugan dengan masyarakat terkait permasalahan yang ada di desa. Warga sendiri memang cukup antusias untuk terlibat dan membantu,” terangnya.
Dimas Wihardyanto, ST.,MT selaku Dosen Pembimbing Lapangan menerangkan, selain sebagai salah satu bagian proses pembelajaran bagi mahasiswa, kegiatan ini juga dapat merekatkan silaturahmi antara UGM dengan warga sekitar sehingga terjalin hubungan yang saling menguntungkan antara masyarakat dengan kampus.
“UGM telah berkembang menjadi kawasan edukopolis yang ditopang oleh kawasan sekitarnya, tidak berdiri sendiri. Dengan demikian, di dalam pembangunan pun kita perlu bersinergi, memberikan pengaruh-pengaruh yang positif,” terang pengajar di Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan FT-UGM ini.
Kegiatan ini, jelas Dimas, berfokus pada pemberdayaan masyarakat pada aspek non fisik, dengan target peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia.
Lingkup pengembangan program IBUC sendiri meliputi aspek sosial kemasyarakatan, seperti kegiatan pengembangan seni dan budaya, aspek pendidikan seperti memberikan bimbingan belajar, aspek kesehatan berupa penyuluhan gizi, aspek ekonomi berupa penyuluhan usaha, serta aspek lingkungan yang di antaranya dilakukan melalui penyuluhan pengelolaan sampah. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)