Peminat Reksadana oleh masyarakat Indonesia sampai saat ini terhitung masih rendah. Keterbatasan pengetahuan tentang jenis investasi ini, menjadi salah satu penyebab belum tingginya minat masyarakat untuk menanamkan modalnya melalui reksadana.
Hal itu diungkapkan Direktur PT Danareksa Harry Wiguna saat meresmikan Sentra Investasi Danareksa (SID) Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, di gedung Program D3 Ekonomi UGM, Rabu (27/2). PT Danareksa sendiri terus berupaya meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan membuka sebanyak-banyaknya kantor cabang di seluruh Indonesia, dengan mentarget berdiri 20 kantor cabang di tahun 2008 ini.
Menurut Harry, pada 2007 lalu pihaknya mengelola dana kurang lebih Rp 6 trilyun. Dari jumlah itu 40% di antaranya berasal dari investor dalam negeri dan sisanya dari luar negeri. “Ini menunjukan bahwa minat investor dari dalam negeri masih kalah dengan luar negeri,†katanya.
Harry mengakui sebagian besar masyarakat belum memahami secara benar investasi dengan danareksa. Masyarakat masih lebih memilih menanamkan uangnya di perbankan seperti deposito yang dinilai lebih aman. Padahal sebenarnya keuntungan investasi reksadana lebih tinggi dan juga dijamin oleh pemerintah.
Untuk itu Harry menambahkan, pihaknya terus berusaha melakukan pendidikan kepada masyarakat dengan membuka sebanyak-banyaknya kantor penjualan di berbagai daerah. Saat ini, menurutnya, sudah ada 19 kantor cabang yang akan ditingkatkan menjadi 26 pada akhir 2008 nanti. “Selain fungsi bisnis kantor ini juga menjalankan fungsi edukasi sepreti yang kita buka di UGM ini,†ujarnya.
Hari sendiri optimis minat masyarakat untuk menanamkan modalnya melalui reksadana akan semakin meningkat. Bahkan pada 2007 ini pihaknya mentargetkan mampu meraih dana masyarakat antara Rp8-9 Trilyun. “Kita optimis target itu bisa tercapai,†tambahnya.
Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi, Keuangan dan Sumber Daya Manusia UGM, Prof. Dr. Ainun Na’im, M.B.A menyambut baik berdirinya Sentra Investasi Danareksa (SID) di FEB UGM ini. Berdirinya SID, menurutnya akan memperkaya khasanah dan mempercepat proses belajar mengajar di UGM, khususnya di Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
“Untuk bisa memanage investasi atau reksadana, saya kira tidak cukup hanya membaca buku dan berdiskusi dikelas. Tapi kita betul-betul harus mempraktekannya,†ungkap Pak Ainun Na’im.
UGM sendiri merupakan lahan yang perlu digarap bersama untuk menambah value added ekonomi lebih besar. Civitas akademika UGM menjadi potensi untuk berinvestasi.
“Komunitas UGM adalah komunitas yang besar. Civitas akademika UGM, mahasiswanya saja sudah 60 ribu. Dosen dan karyawan sudah lebih dari 6 ribu. Belum lagi, orang-orang yang melakukan kegiatan ekonomi di lingkungan UGM, termasuk terdapat beberapa perumahan, rumah sakit, keluarga. Dari segi ekonomi dan potensi berinvestasi, tentu menjadi peluang yang sangat besar,†tambahnya.
Secara simbolis, peresmian SID FEB UGM ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Direktur PT. Danareksa Harry Wiguna dan diterima Prof. Ainun Na’im, dilanjutkan pengguntingan pita serta peninjauan ruangan yang diikuti para tamu undangan. Tampak hadir Dekan FEB UGM Dr. Lincolin Arsyad, M.Sc, Ketua Program Diploma FEB Dr. Fahmy Radhi, M.B.A, Dekan Fakultas Kehutanan Prof. Dr. Ir. Moh. Na’iem, M.Agr.Sc, pimpinan SID FEB UGM Yahuda Nawa Yanukrisna, para dosen dan mahasiswa. (Humas UGM)