
Tahun ini UGM kembali menyelenggarakan seleksi masuk dengan menggunakan pola ujian tertulis atau UTUL. Diselenggarakan tanggal 14 Juli mendatang, nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) menjadi salah satu syarat bagi pendaftar.
“Peraturan tahun ini untuk bisa mendaftar SBMPTN dan Seleksi Mandiri harus mengikuti UTBK,” terang Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr.
Hal ini ia sampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Ujian Masuk UGM, Selasa (9/4) di Grha Sabha Pramana UGM yang dihadiri oleh kepala sekolah atau perwakilan dari SMA dan SMK di DIY.
Guru-guru, ujarnya, perlu mempersiapkan anak didik mereka secara substantif untuk bisa diterima di perguruan tinggi serta program studi sesuai dengan minat serta kemampuan masing-masing. Ia pun meminta agar mereka mencermati informasi-informasi penting yang disampaikan dalam kegiatan sosialisasi ini untuk dapat membantu para murid dalam memilih prodi dengan baik.
Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, Dr. Agr. Ir. Sri Peni Wastutiningsih, menekankan pentingnya mencermati jadwal pendaftaran agar tidak terlewat. Ia menyebutkan, pada tahun-tahun sebelumnya banyak peserta yang baru melakukan pendaftaran pada hari-hari terakhir sehingga menyebabkan kepadatan pada server yang justru menghambat proses pendaftaran.
Oleh karena itu, ia meminta para kepala sekolah untuk mengingatkan anak didiknya untuk mendaftar lebih awal untuk menghindari permasalahan teknis jika mendaftar bersamaan dengan banyak peserta lainnya.
“Tahun lalu kami buka pendaftaran UTUL selama satu bulan, pada minggu pertama biasanya yang mendaftar baru sedikit sekali. Tapi 1 hari sebelum penutupan yang mendaftar ada 10 ribu,” jelasnya.
Pada UTUL, peserta dapat memilih tiga program studi pada Program Sarjana dan/atau Program Diploma. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kelompok ujian yang dapat diikuti setiap peserta terbagi menjadi tiga jenis, yaitu Kelompok Ujian Sains dan Teknologi (Saintek), Kelompok Ujian Sosial dan Humaniora (Soshum), serta Kelompok Ujian Campuran (Saintek dan Soshum).
Di samping UTUL, UGM juga kembali membuka jalur Penelusuran Bibit Unggul (PBU). Persyaratan untuk PBU, jelas Peni, masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, namun pada tahun ini terdapat persyaratan tambahan berupa nilai UTBK.
Dalam kesempatan ini, ia juga berpesan kepada kepala sekolah untuk dapat memperingatkan siswanya terkait info yang simpang siur terkait penerimaan mahasiswa. Salah satu yang perlu diwaspadai, ujarnya, adalah pihak-pihak yang mengaku bisa memastikan bahwa seorang calon mahasiswa diterima di UGM dengan membayar uang dalam jumlah besar.
“Jangan percaya pada orang yang mengaku bisa memasukkan putra-putri Bapak Ibu ke UGM. Jika ada yang seperti itu, silakan laporkan ke kami,” tegasnya.
Calon mahasiswa, ujarnya, juga perlu mengkaji kebenaran dari informasi-informasi yang beredar, termasuk di antaranya yang disebarkan oleh bimbingan tes.
“Misalnya ada beredar daftar nilai UTBK, kalau mau masuk ke prodi ini, nilainya minimal berapa. Ujiannya saja belum dilakukan, dari mana bisa ada nilai minimal yang diterima. Ini kan tidak masuk akal, tapi yang saya heran banyak juga yang percaya,” ucap Peni.
Dekan Sekolah Vokasi, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D, secara khusus memberikan paparan tentang program studi yang ditawarkan di Sekolah Vokasi beserta prospek bagi lulusan program diploma Sarjana Terapan. Mahasiswa yang berkuliah di prodi-prodi Sekolah Vokasi, ujarnya, akan lulus menjadi Sarjana Terapan dengan keterampilan yang mumpuni serta peluang karier yang setara dengan lulusan Prodi S1.(Humas UGM/Gloria)