
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UGM (WR P2M), drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D., mengatakan Universitas Gadjah Mada harus memberikan layanan kepada UMKM dengan memadukan sumber daya baik kelembagaan maupun hilirisasi teknologi produk penelitian kepada masyarakat. Hal itu nantinya akan berdampak terhadap meningkatnya kualitas UMKM .
“Beberapa negara misalnya China, Portugal, Pakistan, USA dan negara Eropa keterlibatan UMKM dalam penyediaan produk-produk yang mendukung seperti industri manufaktur secara sistematis juga didukung oleh pemerintah,”ujar Ika Dewi Ana dalam konsinyering penyusunan Buku Key Performance Indicators Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KPIs UMKM), di UC UGM, Selasa (16/4).
Tujuan dari penyusunan buku ini adalah sebagai acuan bagi para pelaku UMKM di Indonesia. UMKM akan dapat memotret profil dirinya untuk selanjutnya dapat menyusun langkah strategis dalam pengembangannya.
Instrumen dalam KPIs memuat dua belas aspek kinerja UMKM yang meliputi Aspek Produksi, Good Manufacturing Practice (GMP), Aspek Pengendalian Mutu, Aspek Pengemasan Branding dan Labelling, Aspek Pemasaran, Aspek Manajemen Keuangan, Aspek Kelembagaan, Aspek Permodalan dan Literasi Keuangan, Aspek Sumberdaya Manusia, Aspek Karakter dan Perilaku, Aspek Perizinan dan BUMDes.
Ika berharap Universitas Gadjah Mada dalam pelayanan UMKM nantinya mampu dikelola secara terintegrasi dan fokus pada pelayanan sertifikasi maupun perizinan.
Layanan sertifikasi , kata Ika, dilakukan melalui LsPro di LPPT. Selain itu, perluasan jejaring dengan kelembagaan kementerian untuk pengembangan UMKM menjadi hal yang harus segera dilakukan.
“ Perlu dibuat roadmap layanan yang mengintegrasikan standarisasi, riset dan sertifikasi UMKM dengan UGM sebagai pusatnya,”katanya. (Humas UGM/Satria;foto: DPkM)