Isu perempuan bukanlah isu tentang perempuan saja, tetapi juga tentang laki-laki, negara, tradisi, dan ekonomi. Demikian pendapat Shaianne T. Osterreich, Ph.D dalam makalahnya yang disampaikan pada acara Diskusi “Gender, Poverty, and Economic Policy†pada hari Selasa, 25 April 2006 jam 09.00-11.00 WIB di ruang Seminar Perpustakaan UGM Unit I Lantai 3.
Pembicara adalah seorang dosen tamu di Surabaya dan sedang melakukan penelitian bertema “Globalization, Labor Markets and Gender Inequality: A Cross National Study in Asiaâ€.
Lebih lanjut, Asisten Profesor di Ithaca College New York menyampaikan bahwa perempuan, anak-anak orang tua, orang dengan cacat tubuh, sangatlah dekat dengan kemiskinan. Paling tidak 50 % dari kaum miskin Indonesia adalah perempuan dan 14 % diantaranya adalah kepala rumah tangga perempuan. Kemiskinan ini tidak saja memiskinkan mereka dalam pendapatan, akan tetapi juga mengundang permasalahan lain seperti masalah kesehatan dan kekerasan yang memperburuk kondisi perempuan itu.
“Yang dapat dilakukan untuk meringankan kondisi perempuan itu adalah dengan memperhitungkan relasi jender dalam pembuatan kebijakan ekonomi, sensitive jender dalam pendanaan umum, dan kebijakan hak milik. Yang terpenting disini adalah Kebijakan “sosial†sama dengan kebijakan ekonomiâ€, tambahnya.
Acara ini diselenggarakan oleh American Corner UGM bekerjasama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta sebagai rangkaian acara bulan Perempuan (Maret) sekaligus untuk memperingati Hari Kartini (21 April) di Indonesia. (Humas UGM)