• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • CfDS UGM Ungkap Tiga Ancaman Siber Pemilu 2019

CfDS UGM Ungkap Tiga Ancaman Siber Pemilu 2019

  • 18 April 2019, 13:48 WIB
  • Oleh: Ika
  • 8064
CfDS UGM Ungkap Tiga Ancaman Siber Pemilu 2019

Direktur Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM, Dr. Dedy Permadi, menyebutkan ada sejumlah ancaman keamanan siber pada pemilu 2019 di Indonesia.

"Ancaman siber yang terjadi sebelum, saat, serta pasca pemilu 2019 ada tiga jenis yaitu operasi siber, operasi informasi, dan operasi campuran antara siber dan informasi," tuturnya, saat Konferensi Pers "Ancaman Keamanan Siber Masa Pemilu 2019", Kamis (18/4) di Fisipol UGM.

Dedy menyebutkan operasi siber merupakan jenis ancaman yang berupa perusakan atau gangguan terhadap  sistem IT dalam penyelenggaraan pemilu. Misalnya, denial of service (DoS), distributed denial of services (DdoS), pengendalian sistem secara ilegal, serta intercept dan pencurian data pribadi.

Operasi siber saat pemilu pernah terjadi di Indonesia ketika terjadi peretasan situs KPU pada tahun 2004 oleh seorang konsultan teknologi asal Indonesia. Serangan siber juga sempat terjadi di Taiwan saat masa pemilu Presiden Taiwan oleh Tiongkok.

Sedangkan operasi informasi merupakan upaya yang dilakukan untuk menganggu aktivitas dan proses dalam pemilu dengan menyebarluaskan informasi tidak sehat seperti hoaks. Operasi ini dapat berupa misinfromasi, disinfromasi, serta malinformasi yang diwujudkan dalam bentuk ujaran kebencian, perundungan siber, kekerasan daring, pembocoran data pribadi, dan delegitimasi hasil. Selain itu, juga pemelintiran kebencian oleh aktor dalam pemilu.

“Pemelitiran kebencian ini seperti aktor dalam pemilu membuat kemarahan yang dibuat-buat untuk memengaruhi persepsi publik. Hal ini bisa merusak informasi karena pokok persoalan kemarahan adalah sesuatu yang dikonstruksi,” paparnya.

Operasi informasi ini pernah melanda Amerika Serikat saat kemenangan Presiden Trump yang didukung oleh disinformasi dan malinfromasi. Selain itu, juga terjadi di Brazil saat kemenangan Presiden Jair Bolsonaro yang didukung oleh penyebaran hoaks melalui aplikasi whatsapp berskala masif.

Lebih lanjut Dedy menjelaskan bahwa hoaks menjadi salah satu bentuk ancaman keamanan siber yang mengancam kualitas demokrasi, khsusunya pemilu. Data Kominfo 2019 mencatat selama Agustus 2018 hingga Maret 2019 terdapat 1.224 hoaks yang teridentifikasi berkaitan dengan isu politik. Jumlah tersebut meliputi 175 hoaks pada Januari 2019, 353 hoaks pada Februari 2019, serta 453 hoaks di Maret 2019.

Operasi informasi ini memanfaatkan bias kognitif manusia yang memiliki keterbatasan dalam memproses informasi. Manusia hanya memilih sumber informasi yang mudah dikonsumi.

Saat ini, dikatakan Dedy, masyarakat juga hidup dalam era post truth saat informasi kebohongan dapat dianggap sebagai kebenaran karena informasi tersebut dekat dengan keyakinan dan terus menerus diterima orang tertentu. Selain itu, juga terjadi fenomena eco chamber ketika pengguna media sosial (medsos) terisolasi pada satu ruang berpikir. Algoritma medsos dapat menggiring pengguna berlama-lama mengakses konten-konten yang dekat dengan kesukaannya sehingga berimbas pada isolasi terhadap perspektif lain.

Menyitir Shackelford dkk, 2016, Dedy menyampaikan ada lima area dalam proses elektoral yang rentan akan serangan siber. Lima area itu adalah informasi yang diterima pemilih menjelang pemilu, daftar peserta pemilu, mesin untuk memilih, mekanisme rekapitulasi untuk menentukan pemenang, dan sistem diseminasi untuk menyebarluaskan berita terkait hasil pemilu.

Ancaman serangan siber disebutkan Dedy sangat berpotensi merusak pemilu.  Namun, dia yakin dengan membangun keamanan siber kolaboratif-progresif dapat menjadi benteng menghadapi serangan siber. Salah satunya dengan membangun kesadaran manusia dengan pengetahuan atau literasi digital yang baik. Disamping itu, juga membuat regulasi terkait keamanan siber yang mumpuni dan meningkatkan kualitas sistem IT keamanan siber.

"Gerakan literasi digital yang sifatnya kolaboratif sudah seharusnya didukung oleh kebijakan pemerintah yang sifatnya progresif,"pungkasnya(Humas UGM/Ika)

 

Berita Terkait

  • Dua Program CfDS Fisipol UGM Kembali Masuk Nominasi WSIS Prize 2019

    Wednesday,23 January 2019 - 15:12
  • Upaya Delegitimasi Pemilu Merugikan

    Thursday,04 April 2019 - 20:02
  • Insig2 Croatia dan UGM Kerja Sama Pengembangan Keamanan Siber dan Forensik Digital

    Tuesday,10 October 2017 - 15:50
  • Percakapan Golput Pemilu 2019 di Media Sosial Banyak Dijumpai di Jawa

    Monday,25 February 2019 - 15:32
  • Pemilu Serentak Efektifkan Pemerintahan

    Monday,23 February 2015 - 15:54

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual