
Fakultas Pertanian UGM tengah berduka. Salah satu guru besarnya, yakni Prof. Dr. Ir. Soepriyanto Notohadikusumo, telah berpulang. Mendiang menghembuskan nafas terakhirnya pada Kamis (18/4) malam pukul 22.30 WIB di JIH. Atas dedikasinya, UGM memberi penghormatan terhadap mendiang pada Jumat (20/4) siang di Balairung UGM sebelum akhirnya disemayamkan di Pemakaman Sawitsari UGM.
Prof. Soepriyanto telah mengabdi sebagai dosen di UGM sejak tahun 1974. Bidang yang selama ini ditekuni adalah Ilmu Tanah. Melalui penelitian di bidang ini, beliau telah menghasilkan berbagai keluaran, baik publikasi ilmiah maupun produk jadi.
Pengabdian di bidang Ilmu Tanah ini yang membawan Prof. Soepriyanto menjadi ketua Laboratorium Fisika Tanah. Hal ini pula yang membuat beliau dikukuhkan sebagai guru besar pada 1 Januari 2001 lalu.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., mengungkapan bahwa pidato pengukuhan mendiang telah memberi pandangan segar kepada dunia akademis. Pidato berjudul “Aspek-Aspek Fisika Tanah dalam Hubungan antara Tanah, Air, dan Tanaman” itu, menjadi referensi baru di bidang Ilmu Tanah. Hal itu karena Fisika Tanah kala itu kurang mendapat perhatian jika dibandingkan dengan kimia tanah dan kesuburan tanah.
“Melalui tulisan Prof. Soepriyanto, masyarakat mendapat pemahaman baru terkait pengelolaan tanah, utamanya dalam menjaga kandungan air tanah. Dengan hal itu, masyarakat dapat memaksimalkan produktivitas tanah mereka. Ilmu beliau telah memberi sumbangan besar untuk kemajuan Indonesia sebagai negara agraris,” paparnya.
Terakhir, Panut, mewakili seluruh sivitas akademika dan keluarga besar UGM, menyampaikan rasa duka yang mendalam. Menurutnya, UGM telah kehilangan sosok guru, pemimpin, serta salah satu putra terbaik bangsa.
“Atas nama UGM, saya ucapkan turut berbelasungkawa. Semoga keluarga yang ditinggalkan senantiasa tabah dan kuat untuk memperjuangkan nilai-nilai yang diwariskan mendiang. Doa kami selalu mengiringi kepergian Prof. Soepriyanto,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam;foto: Vino)