Sepeda pernah menjadi bagian peradaban pengembangan transportasi di Kota Yogyakarta. Kehadirannya pada waktu itu (1980-an) mampu membuat kebanggaan Kota Yogyakarta sebagai kota Sepeda. Pemandangan yang ditemui di kota ini hingga kurang lebih tahun 1990-an adalah gerombolan orang bersepeda untuk memenuhi kebutuhan transportasinya. Nuansa tersebut telah luntur sejak memasuki tahun 200-an dengan gencarnya industri otomotif dunia. Ruang bersepeda di tengah kota pun kini sudah sulit terkalahkan lalu lalang mesin yang padat dan macet.
Demikian yang diungkapkan Dr. Ir Heru Sutomo, M.Sc selaku Komunitas Sepeda Hijau UGM saat Diskusi Panel “Jogja Kembali Bersepeda†pada hari Jum’at, 21 April 2006 di Ruang Sidang I dan II Gedung Pusat UGM.
“Saat ini hal tersebut masih bisa kita lihat. Walaupun populasi kelompok bersepeda sangat kecil, rata-rata mereka adalah kelompok pekerja buruh yang tidak mampu membeli sepeda motor. Transportasi sepeda memiliki banyak keuntungan antara lain berupa efisiensi energi, optimalisasi kegiatan tubuh, dan peningkatan kebersihan lingkunganâ€, kata pak Heru.
Dalam acara untuk menyongsong Hari Bumi dan Hari Lingkungan Hidup tahun 2006 serta Satu Tahun Sepeda Hijau UGM tersebut, menghadirkan pembicara antara lain Prof. Dr. Soedarmadji, M.Eng, SV (Kepala Bappelda Prop. DIY), Arif (Ketua DPRD Kota Yogyakarta), Stefanus h.k (Operation manger PT. Wismilak Inti Makmur, Surabaya), dan Cholis Aunurochman (Direktur INSTRAN). Kemudian juga digelar acara Tumpengan Setahun Sepeda Hijau, Launching 100 Sepeda Hijau, dan Launching kegiatan “Jogja Gembira Bersepedaâ€.
Menurut Kepala Pustral UGM ini, gairah bersepeda kini juga mulai bersemarak kembali di kota ini. Munculnya beberapa gagasan untuk hal tersebut mulai terasa. Komunitas-komunitas sepeda mulai kembali meneriakkan untuk kembali bersepeda di kota ini. Pemerintah propinsi sendiri dipelopori oleh Gurbernur mulai mencanangkan bekerja dengan menggunakan sepeda beberapa tahun yang lalu. “UGM juga turut membuka lembaran baru untuk lebih mengkampayekan gerakan bersepeda di dalam kampus dengan program sepeda hijau UGM. Rekan-rekan komunitas sepeda tidak kalah pengaruhnya, yang setiap hari-hari tertentu melakukan konvoi dan berkumpul di salah satu sudut kota untuk menunjukkan semangat bersepedanyaâ€, jelas pak Heru.
lebih lanjut pak Heru mengemukakan, guliran-guliran besar beberapa masyarakat Yogyakarta untuk kembali bersepeda disambut baik oleh UGM. Komitmen UGM untuk menggulirkan penggunaan sepeda akan kembali diukir pada tahun ini bersamaan dengan perayaan ulang tahun sepeda hijau UGM. Kegiatan yang dikemas dengan tema “Yogyakarta Gembira Bersepeda†diharapkan dapat tercatat sebagai sejarah untuk Yogyakarta Kota Sepeda.
Sementara di kota, program Langit Biru yang dicanangkan Pemerintah Yogyakarta dalam rangka menuju Propinsi Ramah Lingkungan perlu mendapatkan dukungan dari segenap pihak. Ajakan bersepeda sebagai salah satu upaya menekan polusi di kawasan Yogyakarta telah pula dilaksanakan bapak Gubernur saat bersepeda dari rumah kediaman menuju kantor di Kepatihan, Malioboro. Contoh nyata ini patut diteladani para pejabat pemerintah DIY dan masyarakat Yogyakarta umumnya. “Di pihak lain, ajakan untuk bersepeda kepada sivitas akademika juga telah dilangsungkan di kampus Universitas Gadjah Mada. Sepeda Hijau UGM sebagai ajakan bersepeda di lingkup kampus Universits Gadjah Mada, Yogyakarta kini telah berusia satu tahun. Gerakan ini awalnya sebagai usaha penyadaran kolektif untuk hidup sehat dan cinta terhadap lingkungan. Bermula dari gagasan Pusat Studi Pariwisata (Puspar) pada bulan April 2005 dan kemudian mendapatkan dukungan dari Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) dan Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH), Sepeda Hijau UGM berkembang sebagai gerakan. Kegiatan UGM Bangga Bersepeda yang telah dilaksanakan dalam rangka Hari Lingkungan Hidup 2005 dengan mengayuh sepeda dari Bunderan UGM menuju Gedung Pusat UGM yang diikuti para sivitas akademika UGM dan amsyarakat umumâ€, ujar pak Heru..
“Selain kegiatan tersebut, komunitas Sepeda Hijau UGM juga telah menyiapkan sarana dan prasarana, membuat jalur khusus sepeda, dan penghijauan demi kenyamanan para pengendara sepeda. Selain itu komunitas Sepeda Hijau UM juga telah memfasilitasi adopsi sepeda dari berbagai pihak yang berminat menghibakan sepeda agar dapat dipergunakan masyarakat di lingkungan UGMâ€, tukas pak Heru. (Humas UGM)