Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., kembali mewisuda dan meluluskan 1.262 wisudawan lulusan program pascasarjana, Rabu (24/4), di Grha Sabha Pramana. Jumlah lulusan yang diwisuda terdiri dari 1.095 lulusan master, termasuk 6 wisudawan dari warga negara asing, 89 orang lulusan spesialis dan 78 orang lulusan doktor dengan 4 orang diantaranya warga negara asing.
Panut menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan yang telah berhasil menyelesaikan studinya di Kampus UGM. “Saudara yang diwisuda kali ini akan menjadi bagian dari keluarga besar alumni UGM yang kini berkiprah di berbagai bidang dan tersebar di seluruh pelosok nusantara dan berbagai penjuru dunia,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Rektor berpesan agar kehadiran para wisudawan baru yang kembali di tengah masyarakat bisa memberi arti dan membawa perubahan ke arah yang lebih baik. “Di era di mana jenis pekerjaan dan peran SDM yang senantiasa berubah, saudara dituntut untuk peka terhadap berbagai perubahan dan peluang yang ada,” katanya.
Dalam pidatonya Rektor sempat menyinggung pentingnya semangat untuk menjaga persatuan bangsa pasca pelaksanaan pesta demokrasi pada 17 April lalu yang sudah terlaksana dengan aman dan damai. Ia mengapresiasi sebagian besar rakyat Indonesia telah menggunakan hak pilihnya. Meskipun hasilnya masih dalam proses perhitungan, namun perlu dikawal oleh segenap masyarakat. “Kita perlu terus mengawasi proses penghitungan suara hasil pemilu yang masih berlangsung, agar diperoleh hasil akhir yang dapat dipercaya dan dihormati oleh semua pihak. Siapa pun yang terpilih nantinya harus kita dukung bersama untuk menjalankan program-programnya,” kata Rektor.
Namun demikian, Rektor mengaku prihatin karena beberapa waktu belakang ini di dunia maya bermunculan informasi dan berita palsu terkait pelaksanaan pileg dan pilpres yang dibuat dan disebarkan oleh sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga meresahkan masyarakat. Menurutnya, sebagai insan terdidik, kita tidak boleh tinggal diam melihat gejala bangsa yang terpecah belah karena kebohongan yang dihembuskan tanpa dasar. “Di tengah persoalan yang pelik ini, kaum muda dan kaum terdidik harus berada di garda terdepan serta menjadi role model dalam penyampaian informasi yang cerdas, mendidik dan membawa nilai-nilai positif,” ujarnya.
Terlepas dari perbedaan politik jelang pilpres dan pileg lalu, menurutnya, sudah saatnya bagi semua anak bangsa mengesampingkan segala perbedaan tersebut dan menguatkan kembali rasa kebersamaan maupun persaudaraan sebagai sebuah bangsa untuk melanjutkan perjuangan mencapai kemajuan dan kesejahteraan. Menurut Rektor, banyak pekerjaan besar yang harus dilakukan oleh bangsa ini untuk mencapai kejayaannya. “Peningkatan kualitas SDM harus kita pacu, industrialisasi harus kita kembangkan, kemajuan teknologi dan inovasi harus kita dorong dan segudang pekerjaan besar lain menanti saudara untuk ikut terlibat di dalamnya,” ungkapnya.
Seperti diketahui, prosesi wisuda kali ini masa studi rata-rata untuk lulusan magister (S2) adalah 2 tahun 5 bulan, program spesialis 3 tahun 10 bulan dan program doktor (S3) adalah 5 tahun 1 bulan. Waktu studi tercepat untuk lulusan S2 diraih Lutfi Patria Ihwan dari Prodi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, yang menyelesaikan studi dalam waktu 1 tahun 3 bulan 29 hari. Untuk program spesialis diraih oleh Raras Ajeng Enggardipta dari Prodi Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, yang lulus dalam waktu 2 tahun 5 bulan 21 hari. Sedangkan untuk program doktor diraih oleh Sujud Puji Nur Rahmat dari Prodi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Sekolah Pascasarjana yang berhasil meraih gelar doktor dalam waktu 3 tahun 2 hari.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rerata untuk lulusan program magister adalah 3,58, program spesialis 3,67 dan program doktor 3,77. Wisudawan S2 yang memiliki IPK tertinggi 4,00 diraih oleh empat orang wisudawan, namun dari keempat lulusan tersebut yang berpredikat cumlaude dengan masa studi tercepat diraih oleh Hendro Valence Luhulima dari Prodi Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum. Program spesialis yang memiliki IPK tertinggi diraih Fuad Anshori dari Prodi Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan yang lulus dengan IPK 3,99. Sedangkan IPK tertinggi untuk program doktor diraih oleh 6 orang yang sama-sama memiliki nilai IPK 4,00, namun dari keenam lulusan tersebut yang memiliki masa studi tercepat adalah Wahyu Yun Santoso dari Prodi Ilmu Lingkungan, Sekolah Pascasarjana. (Humas UGM/Gusti Grehenson;foto: Firsto)