• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Tantangan Buruh di Era Revolusi Industri 4.0

Tantangan Buruh di Era Revolusi Industri 4.0

  • 30 April 2019, 11:53 WIB
  • Oleh: Ika
  • 10214
Tantangan Buruh Era Revolusi Industri 4.0

Revolusi industri 4.0 menghadirkan tantangan dalam berbagai aspek kehidupan, tidak terkecuali pada sektor ketenagakerjaan.

Mekanisasi, otomatisasi, dan hadirnya kecerdasan buatan menjadi ancaman yang harus dihadapi pekerja atau buruh di era disrupsi saat ini.

Hal tersebut mengemuka dalam sarasehan bertajuk Pekerja Di tengah Badai Revolusi Industri 4.0 yang digelar Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) UGM di Gedung PAU UGM, Senin (29/4).

Sarasehan menghadirkan tiga narasumber dari kalangan akademisi dan serikat pekerja. Mereka adalah Prof. Dr. Ari Hernawan, S.H., M.Hum., dosen FH UGM, Kirnadi, S.E., Sekjen Aliansi Buruh Yogyakarta, serta Sinergi Aditya, S.IP., anggota kajian strategis HMP UGM.

Dalam kesempatan tersebut Sinergi Aditya menyampaikan harapan bagi para mahasiswa untuk dapat membangun kesadaran kritisnya dan berpihak pada buruh. Pasalnya, mahasiswa merupakan calon buruh sehingga pemikiran dan keberpihakan tersebut menjadi sangat penting dimiliki para mahasiswa.

"Mahasiswa adalah buruh yang tertunda karenanya harus berpihak pada buruh," tuturnya

Menghadapi era revolusi industri, dia menekankan pada mahasiswa untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang berjalan dengan cepat. Para mahasiswa diharapkan mampu mengikuti perkembangan dan melek teknologi agar tidak terlibas arus perubahan.

Hal senada disampaikan Kirnaldi. Menurutnya, buruh atau pekerja harus bisa menyesuaikan diri dengan perubahan akibat revolusi industri 4.0.

"Buruh tidak boleh hanya berdiam diri, harus melakukan inovasi. Pemerintah dan akademisi juga diharapkan dapat memberi solusi terkait beragam persoalan akibat revolusi industri,” jelasnya.

Menurutnya, otomatisasi dan mekanisasi merupakan tantangan nyata yang kini dihadapi oleh para buruh. Di satu sisi, revolusi industri menghadirkan banyak pekerjaan baru, tetapi di sisi lain tidak sedikit pekerjaan yang hilang.

“Ada banyak jenis pekerjaan yang hilang, misalnya saat ini di sektor perbankan dan perhotelan banyak melakukan pengurangan pegawai,” tuturnya.

Sementara Prof. Ari Hernawan menyebutkan bahwa revolusi industri sangat berdampak pada sektor ketenagakerjaan. Banyak hal yang berubah di sektor ini, salah satunya seperti perubahan pola hubungan kerja yang tidak lagi mengikuti sistem dalam undang-undang.  

“Dalam beberapa pekerjaan kontrak kerja hanya didasarkan pada kepercayaan saja tidak ada kontrak tertulis,” jelasnya.

Pada sarasehan itu, Ari juga menyoroti tentang mahasiswa sebagai kaum intelektual yang diharapkan dapat berpikir secara kritis. Dengan begitu nantinya dapat lahir buruh-buruh yang berpikiran kritis pula. "Dari rahim intelektual seharusnya mampu menginjeksi kesadaran internal. Boleh memberi dukungan bagi buruh, tapi terpenting adalah kesadaran internal buruh untuk melakukan perubahan,"urainya.

Ari berharap dari mahasiswa dapat melahirkan buruh yang cerdas dan dapat mengidentifikasi persoalan yang terjadi sebagai dampak revolusi industri 4.0. Dengan demikian, bisa diperoleh suatu resolusi untuk menyelesaikan persoalan yang ada.(Humas UGM/Ika)

Berita Terkait

  • Perguruan Tinggi Diharapkan Cetak SDM Berdaya Saing

    Thursday,06 December 2018 - 15:48
  • Penelitian tentang Buruh di Indonesia Masih Minim

    Wednesday,13 May 2015 - 13:18
  • Tantangan Manusia di Era Revolusi Industri 4.0

    Tuesday,16 October 2018 - 8:38
  • Dinamika Gender dalam Industri Rokok di Indonesia

    Wednesday,03 February 2016 - 16:22
  • Kemajuan Teknologi Dorong Pergeseran di Bidang Industri Energi

    Wednesday,13 September 2017 - 14:30

Rilis Berita

  • Evaluasi dan Temu Mitra Supplyer Gerai UMKM 27 January 2023
    Sebagai media memfasilitasi pemasaran produk UMKM binaan sivitas akademika UGM, Gerai UMKM yang b
    Agung
  • Dirjen Diktiristek Puji Fasilitas Field Research Center UGM 27 January 2023
    Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof. Ir. Nizam,
    Gloria
  • Raih Doktor Usai Teliti Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong 27 January 2023
    Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Sumberdaya Geologi, BRIN, Ir. Chusni Ansori, M.T., dinyatakan lu
    Agung
  • Rektor UGM Paparkan Konsep HPU di Kampus UNRAM 27 January 2023
    Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), memaparkan konse
    Satria
  • UGM Sosialisasikan Pembangunan Zona Integritas di Lingkungan Kampus Menuju WBK dan WBBM 27 January 2023
    UGM melakukan kegiatan sosialisasi pembangunan zona integritas di lingkungan kampus, Jumat (27/1)
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual