• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pakar UGM Imbau Masyarakat Tidak Perlu Khawatir terhadap Cacar Monyet

Pakar UGM Imbau Masyarakat Tidak Perlu Khawatir terhadap Cacar Monyet

  • 15 May 2019, 15:01 WIB
  • Oleh: Satria
  • 4532
  • PDF Version
Pakar UGM Imbau Masyarakat Tidak Perlu Khawatir terhadap Cacar Monyet

Cacar Monyet atau Monkeypox merupakan viral zoonoses yang menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya (yang disebut terakhir kasus sangat jarang terjadi). Penyakit ini pertama kali teridentifikasi pada tahun 1958 di Republik Demokratik Kongo. Namun, penyebaran kasus secara sporadik pada manusia baru terjadi tahun 1970 di beberapa negara Afrika, seperti Republik Demokratik Kongo, Kongo, Kamerun, Afrika Tengah, Nigeria, Pantai Gading, Liberia, Sierra Leon, Gabon, dan Sudan.

Hingga sekarang, penyakit ini masih terus terjadi di berbagai belahan dunia. Kasus terbaru terjadi di Singapura pada 8 Mei 2019 lalu. Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan Singapura, penderita merupakan seorang warga negara Nigeria yang baru singgah di sana 28 April 2019. Kasus ini terbilang wajar terjadi mengingat pada 2017 lalu, Nigeria mengalami wabah monkeypox yang cukup besar. Sebanyak 23 orang yang telah melakukan kontak dengan penderita saat ini dikarantina.

Menanggapi kejadian tersebut, pemerintah Kota Batam siaga untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut agar tidak sampai ke Indonesia. Mereka menyiapkan alat pendeteksi panas guna mendeteksi setiap pengunjung yang singgah di Batam.

Langkah tersebut mendapat apresiasi dari Prof. Dr. Wayan T. Artama, DVM., koordinator One Health Collaborating Center (OHCC) UGM. Meskipun demikian, ia mengimbau agar masyarakat Indonesia tidak perlu takut dengan penyebaran Cacar Monyet ini. Hal itu karena penyakit ini kurang lebih serupa dengan cacar pada manusia yang disebabkan oleh smallpox.

Wayan menyebut kemiripan tersebut tampak dari gejala muncul dan angka kematian yang disebabkannya. “Gejala yang muncul mirip seperti penderita cacar tapi lebih ringan. Hal itu seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, dan berlanjut dengan benjolan kecil ke seluruh tubuh. Angka kematian penyakit ini juga serupa, yakni berkisar 1-10%. Serta kematian yang terjadi juga biasanya lebih banyak pada penderita yang berumur relatif muda,” papar dosen FKH ini.

Lebih lanjut, Wayan menyatakan penularan penyakit Cacar Monyet ke manusia ditransmisikan melalui berbagai jenis satwa liar, seperti primata dan hewan pengerat. Sementara penularan dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi.

“Seseorang dapat terjerat penyakit ini karena kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, kulit, dan cutaneus lesion dari satwa liar yang terinfeksi oleh virus ini. Sementara penularan melalui manusia bisa terjadi karena kontak langsung dengan saluran pernafasan, kulit yang mengandung cairan cacar atau cairan lain dari pasien. Namun, kasus antar manusia masih jarang ditemukan. Bahkan, kejadian di Afrika bisa terjadi karena pola makan bushmeat dari masyarakat di sana,” ungkapnya.

Wayan mengingatkan masyarakat juga tetap harus hati-hati. Meski saat ini vaksin Cacar Monyet belum ditemukan, ia menyebut bahwa wabah ini dapat dikontrol karena sebenarnya masyarakat sudah divaksinasi dengan vaksin smallpox yang telah dilakukan sejak 1980 ketika wabah cacar menyebar. “Masyarakat masih terlindungi karena adanya kekebalan silang dari vaksin smallpox. Menurut laporan, kekebalan ini mencapai 85%,” tuturnya.

Hal yang saat ini dapat dilakukan, menurut Wayan, adalah upaya pencegahan. Beberapa upaya yang dilakukan seperti menerapkan gaya hidup sehat, menghindari kontak fisik dengan satwa liar selaku reservoir virus, menghindari kontak fisik langsung dengan penderita, menghindari konsumsi bushmeat, serta segera lapor ke dinas kesehatan jika mengalami gejala. Selain itu, jika benar ada penderita, petugas kesehatan yang berhubungan langsung juga harus berhati-hati dengan menggunakan proteksi yang dianjurkan.

Bagi pemerintah, Wayan juga menyarankan menyiapkan beberapa langkah seperti yang dilakukan oleh Pemerinah Kota Batam yakni menyiapkan alat pendeteksi suhu tubuh. “Beberapa bandara yang memiliki direct flight dari negara yang terkena wabah, seperti Singapura dan Nigeria utamanya perlu untuk menyiapkan alat tersebut,” sebutnya.

Terakhir, Wayan berpesan agar masyarakat tidak panik dengan situasi ini. “Dari fakta-fakta yang sudah saya paparkan di atas, kita bisa tahu bahwa penyakit Cacar Monyet memang bahaya. Namun, jika dibanding dengan penyakit seperti ebola dan MERS, penyakit ini masih di bawahnya. Jadi, tidak perlu khawatir secara berlebihan tapi tetap selalu waspada,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam)

 

Berita Terkait

  • Imunitas Rendah, Waspadai Serangan Cacar Air

    Monday,28 December 2015 - 12:30
  • Masyarakat Tidak Perlu Khawatir Virus Zika

    Tuesday,02 February 2016 - 16:07
  • Pakar UGM: Omicron Belum Terbukti Lebih Menular dari Delta

    Tuesday,30 November 2021 - 5:57
  • FKH UGM Lantik 139 Dokter Hewan Baru

    Wednesday,30 December 2009 - 13:13
  • Aktivitas OBS Dapat Mengurangi Risiko Lembaga Keuangan

    Wednesday,24 May 2017 - 7:25

Rilis Berita

  • UGM Segera Bangun Kawasan Kerohanian 21 May 2022
    UGM akan memulai pembangunan Kawasan Kerohanian dengan sejumlah bangunan untuk mewadahi kegiatan
    Satria
  • Rektor UGM Pastikan Pelaksanaan UTBK 2022 di UGM Berjalan Lancar 21 May 2022
    Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU., ASEAN Eng., melakukan peninjauan pelak
    Ika
  • Rektor Resmikan Wisma MIC UGM 21 May 2022
    Ika
  • Pembukaan Rangkaian Dies Natalis Fakultas Filsafat UGM ke-55 21 May 2022
    Rangkaian acara Dies Natalis ke-55 Fakultas Filsafat UGM resmi dibuka, Jumat (20/5). Acara pembuk
    Satria
  • Harapan Warga UGM Pada Rektor Baru 20 May 2022
    Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG (K), Ph.D., terpilih sebagai Rektor UGM periode 2022-2
    Ika

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual