• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Perempuan Dalam Pusaran Pemilu

Perempuan Dalam Pusaran Pemilu

  • 16 May 2019, 13:50 WIB
  • Oleh: Ika
  • 1995
Perempuan Dalam Pusaran Pemilu

Keterwakilan perempuan di parlemen Indonesia masih rendah. Bahkan, terdapat kecenderungan penurunan sejak tahun 2004 silam.

 “Ada tren penurunan perwakilan perempuan di parlemen nasional sejak tahun 2004,” kata Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan FISIPOL UGM, Dr. Amalinda Savirani, dalam seminar Perempuan Dalam Pusaran Pemilu: Antara Politik Identitas dan Politik Uang di Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM, Kamis (16/5).

Dalam data perolehan kursi perwakilan perempuan pada pemilu 1999 tercatat sebanyak 44 orang di DPR RI. Selanjutnya, ada kenaikan di tahun 2004 sebanyak 65 orang dan tahun 2009 sebanyak 100 orang. Namun, angka tersebut menurun pada pemilu 2014 menjadi 97 orang.

“Penyebabnya karena faktor institusional dan non-institusional,” terangnya.

Penyebab institusional, disebutkan Amalinda, karena pola pemilihan yang bersifat kompetitif sesama caleg. Hanya yang punya sumber daya kuat yang bisa menang.

Sementara penyebab non-institusional salah satunya karena penguatan politik populisme. Selain itu, juga ideologi populisme Islam yang konservatif dan fragmentasi konten kebijakan sekular vs konservatif.

Lebih lanjut Amalinda menjelaskan ada tiga jalur politik perwakilan perempuan parlemen di Asia, yakni jalur elite, grassroot, dan tengah. Perempuan yang masuk dari jalur elite relatif lebih mudah berkompetisi dalam pemilu dibandingkan dengan perempuan dari jalur grassroot. Perempuan dari jalur grassroot menghadapi sejumlah tantangan, seperti politik identitas, seterotiping, dan pembelian suara serta perilaku pragmatis. Ditambah dengan sistem kompetisi yang bersifat terbuka dan oligarki dalam parpol menjadikan mereka semakin sulit untuk berkompetisi dalam pemilu.

“Perempuan susah untuk berkompetisi dengan sistem terbuka. Karenanya menjadi PR bagi pemerintah bagaimana mendorong perempuan berkompetisi dalam sistem terbuka, ini harus dipikirkan lagi,” paparnya.

Menurutnya, peluang perempuan merebut kursi perwakilan dalam parlemen tidak hanya sebatas jumlah kursi. Namun, harus berbasis pada konten kebijakan yang dapat melindungi kelompok perempuan.

“Orientasi pada kebijakan berbasis pada ideologi nilai universal liberal vs partikular,”tuturnya.

Sementara Inisiator Desa Anti Politik Uang Desa Sardonoharjo Ngaglik-Sleman, Wasingatu Zakiyah, dalam kesempatan itu memaparkan tentang pengalaman mendampingi caleg perempuan. Dia mengungkapkan bahwa ruang sosial perempuan sangat banyak, tetapi tidak mampu menjadi penopang dalam meraup suara secara elektoral. Awal perempuan mengenalkan diri sebagai calon legislatif juga dinilai sangat terlambat.

“Ruang yang telah dibangun tidak memiliki kemampuan untuk menyokong suara,” terangnya.

Beberapa perempuan memiliki artikulasi lemah untuk memahami program pembangunan secara umum. Konsep patron-klien lebih dominan dalam upaya mengenalkan diri ke publik.

Tidak hanya itu, Wasingatu mengatakan bahwa perempuan yang telah memiliki modal sosial tinggi ternyata belum tentu lolos karena keyakinan kelompok untuk menopang calon perempuan menjadi model elektoral tidak dimiliki oleh kelompok.  Sementara itu, di ruang domestik, perempuan seringkali belum selesai dengan posisinya dan belum mampu berbagi dengan pasangannya. (Humas UGM/Ika)

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait

  • Sosiolog: Terjun ke Politik, Perempuan Harus Lebih Berani dan Percaya Diri

    Monday,22 April 2013 - 15:19
  • Sosialisasi Pemilu kepada Pemilih Pemula di DIY Tidak Maksimal

    Wednesday,12 March 2014 - 12:25
  • Keterwakilan Caleg Perempuan Diharapkan Mampu Memperbaiki Citra Legislatif

    Wednesday,16 July 2008 - 14:26
  • Pengamat UGM: Waspadai Kerawanan Pemilu 2014

    Thursday,30 January 2014 - 15:11
  • Fisipol UGM Selenggarakan Seminar Reformasi UU Pemilu

    Tuesday,13 March 2012 - 11:30

Rilis Berita

  • Mahasiswa S1 Antropologi Budaya Lakukan Penelitian Kehidupan Petani Sayur di Brebes 01 February 2023
    Sebanyak 80 mahasiswa Program Pendidikan S1 Antropologi Budaya, Fakultas Ilmu Budaya Universitas
    Agung
  • Pakar UGM: Penting Bangun Relasi Sosial Dengan Lingkungan Untuk Cegah Penculikan Anak 01 February 2023
    Informasi tentang penculikan anak baik melalui media sosial maupun pemberitaan dalam beberapa wak
    Ika
  • UGM dan SUTD Singapura Gelar Pembelajaran Kolaborasi Antarmahasiswa 01 February 2023
    Departemen Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (DTMI FT UGM) bekerj
    Gusti
  • FTP UGM Bina Warga Sambak Magelang Kembangkan Digitally Agro Edutourism 01 February 2023
    Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM mendampin
    Ika
  • UGM Jalin Kerja Sama dengan Universitas Khairun dan PT Pertamina International Shipping 01 February 2023
    Universitas Gadjah Mada melakukan kesepakatan kerja sama dengan Universitas Khairun Ternate dan P
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual