Gempar adanya ancaman letusan Gunung Merapi telah membuat gempar masyarakat. Pemerintah telah menyatakan bahwa keadaan telah mencapai status siaga, bahkan tidak menutup kemungkinan akan awas Merapi. Tempat-tempat pengungsian telah diisi oleh ribuan pengungsi. Berkali-kali pemerintah memberikan peringatan kepada warga yang masuk dalam daerah bahaya agar segera mengungsi agar tidak terkena bahaya letusan gunung Merapi, bahkan tidak segan-segan pemerintah menjemput penduduk terutama lansia dan wanita hamil. Namun demikian beberapa penduduk yang merasa dirinya masih kuat masih tetap tinggal dirumah. Salah satu alasan yang sering muncul mengapa mereka tidak mengungsi adalah karena alasan keamanan rumah dan mengurusi ternak. Hal tersebut diungkapkan oleh Bambang Suwignyo, M.P selaku Ketua Panitia Lokakarya sehubungan digelarnya Lokakarya “Stategi Evakuasi Ternak Sapi Mengantisiapsi Bencana Gunung Merapi†pada Kamis, 04 Mei 2006 di Auditorium Fakultas Peternakan UGM.
Menururnya, ternak memang telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka (raja kaya). Oleh karena itu mestinya perhatian terhadap evakuasi ternak bisa seiring dengan evaluasi manusia. Bahkan Gurbernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan HB X ketika mengunjungi warga Merapi di Sleman telah menyatakan bahwa ternak juga perlu diselamatkan dan jangan sampai menjadi korban. Sayangnya permasalahan evaluasi ternak belum banyak yang memperhatikan. Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) Cabang DIY sebagai salah satu organisasi profesi pada bidang peternakan merasa perlu untuk peduli dengan menjembatani para stake holder dalam upaya penyelematan ternak sebagai bagian yang tak terpisahkan dari program penanggulangan bencana Gunung Merapi. “Acara lokakarya ini adalah merupakan salah satu upaya untuk mempertemukan berbagai pemikiran dan stake holder yang terlibat dalam evakuasi ternak agar ditemukan langkah strategi yang jitu dan terkoordinasiâ€, kata pak Bambang..
Acara ini terselenggara atas kerjasama Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) Cabang DIY bekerjasama dengan Keluarga Mahasiswa (KM) Fakultas Peternakan UGM. Pelibatan mahasiswa dalam acara ini dimaksudkan agar ada kesinambungan antara ISPI dengan mahasiswa yang notabene adalah calon anggota ISPI. Acara yang mengangkat kepedulian sosial ini diharapkan dapat mengasah kepedulian mahasiswa pada persoalan profesi peternakan yang terkait dengan permasalahan sosial kemasyarakatan, sehingga mereka mampu memahami bahwa keberadaan profesi juga wadah kepedulian.
Sebagai pembicara dan moderator acara diantaranya Kadinas pertanian DIY Dr.. Ir. Ahmad Kasiani, M.Sc yang memaparkan tentang konsep secara umum terkait dengan rencana evakuasi ternak dalam kaitannya dengan satu kesatuan penanggulangan bencana merapi; Kasubdin Peternakan Kabupaten Sleman Ir. Suwandi Aziz, yang memaparkan hal yang lebih teknis yaitu Sleman yang notabene sebagai “tuan rumah†sudah sejauh mana melakukan kesiapan secara teknis dalam upaya evakuasi ternak; dan sebagai moderator Ketua ISPI DIY Dr. Ir. Ali Agus, DAA, DEA. Selain Ketua ISPI DIY Pak Ali adalah dosen di Fakultas Peternakan UGM sehingga diharapkan mampu memfasilitasi diskusi dan mengartikulasi berbagai pemikiran sehingga menghasilkan output yang baik.
“Disamping itu lokakarya juga dihadiri oleh Anggota Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), pusat-pusat studi, lembaga swadaya masyarakat, pemda/dinas terkait, koperasi susu, satkorlak bencana alam, pecinta alam, pers, masyarakat†jelas pak Bambang.
Dengan demikian diharapkan acara ini dapat membuka kesadaran kepeda publik bahwa ternak juga menjadi hal penting yang perlu diselamatkan, dalam konteks menghadapi kemungkinan letusan Gunung Merapi. Mempertemukan pemikiran dan stakeholder yang peduli dalam upaya penyelematan ternak. Mendapatkan strategi jitu dan terkoordinasi dalam upaya penyelamatan ternak. (Humas UGM)