• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Mahasiswa UGM Menelisik Tradisi Kawalu di Suku Baduy Dalam

Mahasiswa UGM Menelisik Tradisi Kawalu di Suku Baduy Dalam

  • 18 Juni 2019, 11:07 WIB
  • Oleh: Gloria
  • 6031
Mahasiswa UGM Menelisik Tradisi Kawalu di Suku Baduy Dalam

Seiring dengan zaman yang berubah, beberapa suku di Indonesia masih berusaha menjaga keaslian tatanan sosialnya yang telah turun temurun. Salah satunya, Suku Baduy.

Tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Charistya Herandy, Aisyah Suki Pratiwi, dan Rahmalia Intan Sulistyawati meneliti kehidupan masyarakat Suku Baduy, khususnya Baduy Dalam, sebagai bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Penelitian Sosial Humaniora.  

“Penelitian kami menggunakan metode observasi partisipan dan wawancara mendalam. Dalam keseharian, kami memilih wawancara dalam bungkus obrolan santai dengan masyarakat Baduy,” tutur Charistya.

Suku Baduy yang dikenal juga dengan sebutan Urang Kanekes, jelasnya, berada di bawah kaki Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Suku Baduy terdiri dari dua bagian besar, yaitu: Baduy Luar  dan Baduy dalam.

Secara sederhana, perbedaan keduanya berdasarkan pada bagian "kelonggaran/kebebasan" dalam menjalani keseharian. Baduy Luar diizinkan menggunakan elektronik, sandal, transportasi, dan pakaian bebas. Baduy Dalam melarang adanya semua itu.

“Meskipun demikian, baik Baduy Luar maupun Baduy Dalam masih saling dan sangat menjaga setiap tradisi yang diturunkan dari nenek moyang. Salah satu tradisi yang masih ada hingga saat ini adalah Tradisi Kawalu,” imbuhnya.

Tradisi Kawalu disebut juga sebagai bulan suci bagi suku Baduy. Tradisi ini dilakukan selama tiga bulan setiap tahunnya (pada bulan Kasa, Karo, Katiga), lebih tepatnya di daerah Baduy Dalam. Kawalu diisi dengan doa-doa untuk memohon keselamatan alam dan manusia.

Dalam pelaksanaannya, masyarakat suku Baduy berpuasa sehari tiap bulannya. Selama Kawalu berlangsung, turis lokal ataupun mancanegara, pejabat daerah, dan pejabat Negara tidak boleh memasuki wilayah Baduy Dalam;  terdiri dari Desa Cibeo, Desa Cikawartana, dan Desa Cikeusik.

Tradisi Kawalu juga dimaksudkan sebagai upacara untuk berdoa meminta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar negara ini diberikan rasa aman, damai, dan sejahtera. Hal ini, ujarnya, menunjukkan keberadaan nilai nasionalisme di dalam Tradisi Kawalu yang dapat diangkat sebagai pendukung dari integrasi nasional.

“Hal ini dikarenakan suku Baduy Dalam terkesan "jauh", "pedalaman", "primitif" seakan bukan bagian dari Indonesia. Namun bukan berarti tidak dapat terintegrasi, sebaliknya, justru dalam tradisinya terdapat kecintaan dan kesetiaan pada negeri—yang juga menjadi pendukung dari integrasi di lingkup nasional,” papar Charistya.

Dalam penelitian ini, para mahasiswa berusaha menelisik lebih dalam eksistensi Tradisi Kawalu di Suku Baduy, yang menurut mereka dapat berperan sebagai pendukung integrasi di Indonesia.

“Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membuka pandangan baru di masyarakat umum mengenai keteguhan suku Baduy dalam menjunjung kesatuan Negara Indonesia,” pungkasnya. (Humas UGM/Gloria)

Berita Terkait

  • Mahasiswa UGM Ungkap Fakta Pergantian Istilah Wisata Budaya menjadi Saba Budaya Baduy

    Friday,20 August 2021 - 12:39
  • Keharmonisan Relasi Suku Bugis dan Suku Toraja

    Wednesday,24 July 2019 - 15:05
  • Raih Doktor Usai Teliti Tradisi Lisan Suku Makasar

    Thursday,30 July 2015 - 11:14
  • TIM PKM-PSH UGM Teliti Tradisi Mongubingo

    Monday,01 July 2019 - 15:39
  • Tradisi Lisan Nusantara: Pelestarian dan Perkembangan

    Monday,20 December 2021 - 11:54

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual