Yogya, KU
Sebanyak 48 mahasiswa UGM yang terbagi menjadi 16 tim mengikuti Kontes debat berbahasa inggris yang mengambil tema ‘Sistem Pembelajaran di UGM antara Fakta dan Idealita’.
Menurut pengakuan koordinator pelaksana kegiatan Rudi Hari Murti, SP, MP mengakui bahwa kegiatan ini dilaksanakn dalam rangka memeriahkan kegiatan Dies Natalis UGM ke 58. Namun tidak hanya itu saja, dengan diangkatnya sebuah tema sistem pembelajaran di UGM, kata Rudi maka pihak universitas ingin menjaring aspirasi mahasiswa sekaligus mengasah pola pikir kritisnya terkait dengan revolusi sistem pembelajaran di UGM. Dan sudah barang tentu, keikutsertaan mahasiswa pun akan membekali mereka keterampilam berkomunikasi lisan yang akan mewakili UGM untuk kegiatan serupa di tingkat nasional maupun internasional.
“Selain meningkatkan kemampuan mahasiswa berbahasa inggris, keikutsertaan mereka di ajang yang lebih tinggi akan mendukung visi dan misi universitas menuju world class university. Selain itu, akan memacu mereka untuk menggunakan bahasa inggris dengan baik, karena kompetisi ini bukan hanya di tingkat lokal namun juga bisa ke tingkat internasional,†ujar koordinator program Peningkatan Pertumbuhan Kepemimpinan Berkualitas (PPKB) Rudi Hari Murti, SP, MP usai penutupan Final Gadjah Mada Debating Contest, Minggu (11/11) di Kampus UGM.
Menurut Rudi, kebanyakan peserta yang ikut lomba debat bahasa inggris ini merupakan anggota English Debating Society (EDS) Club.
“Club ini memliki anggota yang cukup lumayan, mereka mandiri dan membina anggotanya dengan pertemuan setiap sabtu di Balairung, mereka cukup intensif dalam pembinaan dan dari segi kedisiplinan memang cukup disiplin,†katanya.
Rudi mengemukakan, setiap tim terdiri tiga orang yang berasal dari fakultas berbeda. Sehingga setiap kelompok memiliki peserta yang berbeda disiplin ilmunya sehingga varisasi pemikirannya menjadi lebih melebar. Sedangkan tingkat animo mahasiswa UGM mengikuti kegiatan ini, menurut Rudi cukup baik sekali meski hanya sebatas 20 tim yang sempat mendaftar.
“Ada 20 peserta yang daftar tapi hanya 16 ikut, kemungkinan sisanya yang nggak jadi ikut karena kuliah dan praktikum,†katanya.
Diakui oleh Rudi, dari hasil evaluasinya menunjukkan hanya sebagian kecil mahasiswa UGM yang memiliki kemampuan berbahasa inggris dengan baik dan dapat dikatakan kemampuan lisan berbahasa inggris mahasiswa UGM belum merata.
“Sebenarnya kami (PPKB) sudah ke ITB dan UI untuk melakukan studi banding, ternyata di sana ada anggaran rutin yang dikeluarkan setiap sebulan sekali sebagai uang pembinaan. Saat ini mungkin UGM belum melakukan hal tersebut, barangkali dengan adanya sub direktorat kemahasiswaan di bidang program kepemimpinan berkualitas akan ada lebih banyak perhatian pada kegiatan seperti ini,†paparnya.
Sementara itu, salah satu peserta yang menjadi juara pertama dalam kegiatan ini, Saskia dari jurusan Sastra Perancis 2007 Fakultas Ilmu Budaya UGM mengaku merasa sangat senang dan bahagia jika timnya telah berhasil menjadi juara pertama.
Keikutsertaan Saskia dalam ajang ini merupakan yang pertama kali sejak dirinya kuliah di UGM. “Baru satu tahun kuliah dan ikut EDS Club, saya diajak oleh salah satu temannya untuk masuk dalam satu tim Gadjah Mada Debating Contest,†ungkap anggota EDS Club ini.
Diakui Saskia, kemampuan dirinya dalam komunikasi lisan berbahasa inggris sudah ia dapatkan sejak SMP. “Selama di SLTA sudah sering ikut kegiatan yang sama, bahkan sebelumnya di SMP sudah ikut English Club,†ujarnya. (Humas UGM)