Universitas Kyushu merupakan satu dari tujuh universitas imperial di Jepang yang terletak di kota Fukuoka. Di kota terbaik hasil survey Asiaweek ini, jumlah alumni Universitas Kyushu di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Hingga saat ini, jumlah alumninya kurang lebih 176 bergelar master dan doktor. Kebanyakan dari alumni tersebut tersebar di berbagai perguruan tinggi, lembaga-lembaga riset nasional seperti BPP-Teknologi, LAPAN, dan LIPI, di Pemerintahan, swasta serta industri. Dengan sebaran seperti itu dinilai menjadi potensi cukup besar agar alumni Universitas Kyushu mampu membangun jaringan. Selain itu, alumni Universitas Kyushu diharapkan semakin memberi kontribusi bagi pengembangan masyarakat serta mampu mewujudkan cita-cita membangun masyarakat berbasis ilmu pengetahuan (knowledge based society).
Demikian dikemukakan Dr. Ika Dewi Ana salah satu alumni Universitas Kyushu berkaitan penyelenggaraan Symposium on Education Development And Assembly of The Association of Indonesia Alumni of Kyushu University, tanggal 14 Mei 2006 di ruang Multi Media Universitas Gadjah Mada.
“Tahun lalu di UGM telah berdiri Kyushu University Branch Office. Sampai tahun lalu dikelola oleh Prof. Ken Uchino sebagai ketua. Dari kantor tersebut bisa didapat banyak informasi pengembangan kerjasama atau pendidikan secara umum di Jepang. Dari kantor ini pula lahir ide oleh alumni Universitas Kyushu di UGM untuk merintis dan mengembangkan bentuk networking yang lebih terarah dengan mendirikan ikatan alumni. Dari sini juga sekaligus akan dipetakan tantangan alumni baik sebagai pendidik, periset, professional, dan ilmuwan baik yang bekerja di lembaga pemerintah maupun swastaâ€, ujar Ika Dewi, dosen FKG UGM.
Kata Ika Dewi Ana, saat ini jumlah alumni Universitas Kyushu di UGM masih terbatas, namun beberapa prestasi berhasil diraih. Misalnya, Dr. Lucas Donni (FT Geologi) karena prestasinya diminta oleh Universitas Kyushu untuk menjadi asisten professor selama dua tahun. Dr. Yusril Yusuf (FMIPA-Fisika) adalah penerima penghargaan Glenn H. Brown Award untuk desertasi bidang Fisika Terapan, khusus membahas Liquid Crystal Elastomer. Dr. Agung Harijoko dengan FT-Geologi mengembangkan kerjasama riset dengan funding dari JICA dan merintis pengiriman mahasiswa S1, S2 maupun S3, dimana program tersebut dikembangkan melalui AUN-Seed Net. Dr. Ngadiman (F Pertanian) mengembangkan jaringan riset dengan Guang Jo Institute of Science and Technology (Korea Selatan) dan Kementrian Lingkungan Hidup.
“Saya sendiri melakukan kolaborasi riset dengan dana JSPS (Japan Society for Promotion of Science) dan DGHE (Directorate General of Higher Education of The Republic of Indonesia) untuk pengembangan sedimentasi alam menjadi serbuk karbonat apatit pengganti tulang. Kerjasama tersebut juga sedang dikembangkan menjadi kolaborasi tiga Negara UGM, Universitas Kyushu dan Radboud University Nijmegen dengan funding dari Ministry of Arts and Sciences Belanda untuk membuat pengganti tulang injectable dan siap pakai dengan modifikasi genâ€, ungkap Dewi Ana, yang juga memulai memikirkan hal tersebut saat memperoleh penghargaan presentasi terbaik dalam symposium Ahli Biokeramik tingkat Asia dua tahun lalu.
Selain tersebut diatas, masih ada Dr. Khasani (FT-Mesin dan Industri) yang berusaha merintis kerjasama dengan industri dan perguruan tinggi di Jepang. Dr Kuwat Triyana yang telah mengirim koleganya menempuh S3 di Universitas Kyushu. “Para alumni Kyushu University yang lain di UGM maupun di luar UGM juga berusaha melakukan upaya terbaik untuk kontribusi terhadap kemajuan ilmu dan teknologi. Meskipun hal ini masih jauh dari harapan, namun dengan adanya rintisan kerjasama dan membangun jaringan, unsur saling belajar satu sama lain akan dapat ditumbuhkembangkan lebih cepatâ€, tandas Ika Dewi, yang juga menjelaskan bahwa kerjasama UGM dengan Universitas Khyushu merupakan rintisan Rektor UGM Prof. Dr. Sofian Effendi di tahun 2003 dan dilanjutkan Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D.
Simposium yang dibuka Rektor UGM ini akan berlangsung selama dua hari (14 dan 15 Mei 2006) selain bertujuan (i) saling bertukar pendapat tentang pengembangan pembelajaran berbasis riset dan pengabdian kepada masyarakat berbasis riset antara komunitas universitas, lembaga-lembaga riset, industri, dan pemerintahan untuk pengembangan kolaborasi dan networking. Juga (ii) untuk mengidentifikasi problem-problem yang berkaitan dengan diseminasi ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk problem-problem dalam membangun scientific culture, yang mungkin dapat dilakukan oleh para alumni melalui ikatan alumni. (iii) Untuk memulai pembelajaran dan pengembangan yang terus menerus sekaligus membangun jaringan antara Universitas Kyushu dengan para alumni yang tersebar di universitas-universitas, lembaga-lembaga riset, pemerintah maupun industri (Humas UGM).