
Media sosial telah menjadi salah satu sarana yang dimanfaatkan oleh para elite politik untuk membangun popularitas, mendekatkan diri dengan masyarakat, dan memublikasikan berbagai kegiatan yang mereka kerjakan. Di antara menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, menjadi yang paling populer di ranah media sosial.
“Bu Susi baru membuat akun Twitter 5 tahun yang lalu, tapi pengikutnya jauh melebihi menteri-menteri lainnya,” tutur peneliti Center for Digital Society (CfDS) UGM, M. Fauzi Ananta, Senin (1/7) di FISIPOL UGM.
CfDS merilis hasil riset yang mereka lakukan terkait popularitas media sosial menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK. Dalam riset ini, mereka meneliti penggunaan media sosial dan tipe interaksi yang dilakukan para menteri di dua platform media sosial, yaitu Twitter dan Instagram.
Berdasarkan data yang dihimpun hingga 25 Mei 2019, Susi menjadi menteri paling populer di Twitter dengan jumlah pengikut sebanyak 964.213 dan engagement sebanyak 1.468.315. Jumlah pengikut yang ia miliki dua kali lipat lebih banyak dibandingkan menteri yang menempati peringkat kedua kepopuleran di Twitter, yaitu Lukman Hakim yang memiliki 469.513 pengikut, disusul Wiranto, Imam Nahrawi, dan Hanif Dhakiri dengan jumlah pengikut berada pada kisaran 300 ribu pengikut.
Sementara itu, pada platform Instagram, lima besar menteri paling populer diisi oleh Susi Pudjiastuti dengan 2.332.564 pengikut, Sri Mulyani dengan 1.390.970 pengikut, Imam Nahrawi dengan 389.323 pengikut, disusul Retno Marsudi dan Hanif Dhakiri.
Fauzi menerangkan, jumlah pengikut cenderung, meskipun tidak selalu, berbanding lurus dengan tingkat interaksi akun tersebut. Meski demikian, salah satu fakta menarik yang ditemukan di twitter adalah Eko Putro Sandjojo dan Budi Karya Sumadi, meskipun tidak masuk dalam top 5 Menteri Populer berdasarkan jumlah pengikut, namun memiliki tingkat interaksi yang cukup tinggi dari cuitan yang mereka unggah.
“Beberapa menteri juga memiliki strategi engagement yang cukup unik dan khas, misalnya kebiasaan Menteri LKH, Siti Nurbaya, yang paling sering menggunakan emotikon dalam mengunggah konten di media sosial,” imbuh Fauzi.
Manager Digital Intelligence Lab CfDS, Treviliana Eka Putri, menuturkan terdapat 4 menteri Kabinet Kerja yang tidak memiliki akun Twitter ataupun Instagram pribadi, yaitu Luhut Binsar Panjaitan, Pratikno, Basuki Hadimuljono, serta Rini Soemarno.
“Kemungkinan keempat menteri ini tidak merasa memiliki kebutuhan akan akun medsos pribadi karena akun kementerian yang mereka pimpin sudah cukup aktif dalam mempromosikan kegiatan ataupun capaian mereka,” ujarnya.
Lewat analisis data yang disediakan oleh Google Trends antara 1 Maret hingga 10 Juni 2019, terlihat bahwa popularitas menteri dipengaruhi oleh perkembangan sebuah isu. Sebagai contoh pada bulan April 2019, menteri BUMN, Rini Soemarno, menjadi nama yang paling populer saat muncul isu bahwa ia berencana mengganti BUMN dengan duper holding. Temuan ini menjadi menarik mengingat Menteri Rini sendiri tidak memiliki akun media sosial pribadi. (Humas UGM/Gloria)