Selama tiga hari, 27 s.d 29 Februari 2008, Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Faperta UGM menyelenggarakan “Pagelaran Kapisan (Pameran Lan Gelaran Keluarga Penyuluhan Sosial Ekonomi Pertanian)â€. Pagelaran Kapisan yang berlangsung di Auditorium Prof. Dr. Ir. Harjono Danoesatro Faperta UGM ini, diisi berbagai agenda.
Hari Rabu (27/2), menampilkan pameran fotografi dan Gelaran Sinematografi “Film Dokumenter dalam Pertanian†dengan pembicara Ratih Ratih Prebatasari dari ISI Yogyakarta. Kemudian Kamis (28/2) disuguhkan pameran fotografi dan Gelaran Fotografi “Pertanian dan Bingkai†dengan menampilkan pembicara Pak Sutrisno. Pemutaran Film Praktikum Audio Video Pertanian dan Periklanan, serta Seminar “Pasir Pantai Diantara Dua Pilihan†dengan pembicara Dr. Ir. Dja’far Shiddieq, M.Sc (Jurusan Tanah Faperta UGM) dilanjutkan pemutaran Film “Aku Berbisikâ€. Di hari terakhir penyelenggaraan (29/2) dilaksanakan penyerahan berbagai penghargaan.
Terkait agenda tersebut, Opik Mahendra selaku ketua panitia menyatakan revitalisasi pertanian sebagai agenda kedepan mestinya dimulai dengan merubah cara pandang terhadap pertanian itu sendiri. Disadari atau tidak, pertanian masih dibayangkan sebagai dunia kaum miskin dan kumuh.
Bahkan diberbagai kesempatan, kata dia, ikon pertanian masih sering digambarkan sebagai seorang petani bercaping, mengangkat cangkul dipundak, badan dan baju kotor serta tidak beralas kaki. “Padahal, sektor pertanian itu mencakup berbagai kegiatan agribisnis, agroindustri dan agroservis yang memiliki omset milyaran dolar dan tidak jarang merubah pengusaha menjadi konglomerat,†katanya, Kamis (28/2) di kampus UGM.
Menurut Opik, Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian sebagai bagian dari Fakultas Pertanian, memiliki posisi yang strategis dalam merubah cara pandang dan paradigma pertanian yang dinilai masih sebatas sebagai mesin penghasil pangan. Pertanian sebagai budaya, ternyata memiliki sudut-sudut intrinsik yang dapat diamati, baik melalui pendekatan seni maupun komunikasi.
Untuk itu, dengan didukung peralatan audio visual yang memadai, Laboratorium Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian berusaha menyuguhkan pertanian dari sisi lain, berupa karya foto, poster, iklan dan film. Bahwa karya yang dihasilkan mahasiswa dalam setiap praktikum layak dipamerkan dalam acara Pagelaran Kapisan.
“Workshop foto dan film ini, sekaligus menjadi sarana untuk dapat menarik minat mahasiswa pertanian untuk terjun kedalam jurnalisme pertanian,†ungkap Opik.
Selain mengenalkan fotografi, jurnalisme, dan sinematografi kepada civitas akademika Fakultas Pertanian, Pagelaran Kapisan bertujuan pula untuk meningkatkan minat civitas akademika pada dunia fotografi, jurnalisme dan sinematografi dalam bidang pertanian.
“Dan tentunya memperkenalkan mata kuliah yang ada di Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian UGM,†tandas Opik. (Humas UGM)