• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Gempa Halmahera dan Kesadaran Bencana Gempa Bumi di Wilayah Indonesia Timur

Gempa Halmahera dan Kesadaran Bencana Gempa Bumi di Wilayah Indonesia Timur

  • 22 Juli 2019, 08:51 WIB
  • Oleh: Satria
  • 3635
   Gempa Halmahera dan Kesadaran Bencana Gempa Bumi di Wilayah Indonesia Timur

Gempa dahsyat yang terjadi di Palu tahun 2018, disusul oleh gempa merusak di Halmahera selatan pada14 Juli 2019 memberikan petunjuk aktifnya tektonik di wilayah ini dan di wilayah timur Indonesia pada umumnya. Walaupun bukti-bukti sejarah menunjukkan bahwa di masa lalu gempa pernah terjadi di wilayah ini, masyarakat masih merasa terkejut dengan peristiwa ini. Gempa yang terjadi di Halmahera disebabkan oleh pergerakan sesar mendatar, mirip dengan yang menyebabkan gempa di Palu akan tetapi bersumber pada sistem sesar yang berbeda.

“Wilayah Halmahera Selatan ini jika ditilik dari kondisi geologinya termasuk kawasan tektonik aktif yang kompleks,”papar staf ahli Pusat Studi Bencana UGM, Dr. Gayatri Indah Marliyani, S.T., M.Sc, Senin (22/7).

Gayatri menjelaskan kawasan tektonik aktif ini dicirikan antara lain oleh adanya gunung api yang masih aktif dan seringnya kejadian gempa bumi. Rekaman kegempaan di wilayah ini mengkonfirmasi hal ini, titik-titik pusat gempa terlihat berkumpul di sepanjang zona-zona sesar di daerah ini. Jaringan seismometer yang dikelola oleh BMKG mampu mendeteksi dan mendokumentasikan kepadatan aktivitas kegempaan di daerah ini.

“Gempa-gempa, baik yang dirasakan maupun tidak dirasakan oleh masyarakat karena magnitudonya terlalu kecil, atau sumbernya terlalu jauh, bisa terekam dengan baik dan memberikan petunjuk lokasi keberadaan sesar-sesar aktif di daerah ini,”urai dosen Departemen Teknik Geologi tersebut.

Menurut Gayatri di pulau Halmahera, terdapat beberapa sesar utama yang berpotensi menyebabkan gempa merusak, yaitu sesar naik Halmahera yang berada di lepas pantai barat Halmahera, dan sesar-sesar geser Sorong-Sula, Sorong-Maluku, dan Sorong-Bacan di bagian selatan pulau Halmahera. Sesar-sesar geser ini melewati wilayah darat dan laut. Yang menyebabkan gempa pada 14 Juli 2018 adalah pergerakan yang terjadi pada sesar Sorong-Bacan. Hal ini bisa disimpulkan dari olahan data seismometer dari gempa utama dan sebaran gempa susulan yang terjadi sesudah gempa utama yang berada di sekitar, dan searah dengan sesar Sorong-Bacan.

Sesar-sesar geser Sorong-Bacan, Sorong-Maluku, dan Sorong-Sula ini jika diturut ke arah timur merupakan percabangan dari sesar Sorong yang membelah bagian ujung barat-utara pulau Papua. Di sekitar pulau Batanta, sesar Sorong ini terpecah menjadi tiga sesar besar tersebut. Gempa 14 Juli kemarin memiliki kekuatan sebesar M7.2 dengan kedalaman 10 km. Gempa ini menyebabkan kerusakan bangunan cukup besar, akan tetapi tidak menyebabkan tsunami.

“Tsunami tidak terjadi karena mekanisme sesar yang terjadi adalah sesar geser, pusat gempa berada di darat, dan getaran yang terjadi tidak menyebabkan longsoran bawah laut sehingga tidak terjadi di lokasi tubuh air yang besar yang memicu tsunami,”katanya.

Walaupun saat ini masih terjadi gempa susulan, frekuensi dan kekuatannya semakin mengecil. Gempa susulan kemungkinan masih akan terus terjadi, selama beberapa minggu ke depan sehingga masyarakat supaya menghindari bangunan yang rusak dan tidak stabil. (Humas UGM/Satria;foto:Liputan6.com)

Berita Terkait

  • Mahasiswa KKN UGM Bantu Korban Gempa Halmahera Selatan

    Wednesday,17 July 2019 - 9:47
  • PSBA UGM Gelar Peringatan 15 Tahun Gempa DIY-Jateng

    Thursday,27 May 2021 - 20:19
  • Mahasiswi Myanmar Raih Doktor di UGM

    Monday,20 February 2017 - 16:09
  • Pakar UGM: Rentetan Gempa Baru-baru Ini Tak Saling Berkaitan

    Wednesday,07 December 2022 - 13:59
  • Gempa Sumatera, Daerah Bengkulu dan Sumbar Harus Lebih Waspada

    Thursday,01 October 2009 - 14:46

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual