
Segala raihan keberhasilan berupa kesuksesan pekerjaan, kaya harta, jabatan dan lain-lain tidak untuk disombongkan. Sebab, segala keberhasilan yang diraih tersebut berkat adanya campur tangan Tuhan.
Chief Representative Officer Societe Generale, Ir. Abiprayadi Riyanto, M.B.A., menyatakan dalam pekerjaan terkadang kita merasa lebih bagus dari teman-teman lainnya. Bahkan, terkadang membandingkan dengan teman sebelah yang paling dekat, baik pekerjaan, jabatan hingga gaji.
“Sebaiknya tidak usah disombongkan, sebab gaji bagus, jabatan bagus itu bukan hasil kita sendiri, tapi ada peranan dari Tuhan, Tuhan yang ngasih kita. Jadi, kita gak boleh sombong, gak pantas kita sombong karena itu yang ngasih Tuhan,” ujarnya di Grha Sabha Pramana, Bulaksumur, Selasa (23/7) saat memberi pembekalan kepada calon wisudawan/ wisudawati Program Pascasarjana UGM Periode IV Tahun Akademik 2018/2019.
Abiprayadi, lulusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik UGM ini mengakui bila manusia itu juga diberi Allah sifat sombong sejak masih kecil sehingga mengalami kesulitan untuk mengatasi sifat itu.
Menurutnya, sifat sombong ini bermacam-macam, ada sombong secara eksklusif tetapi ada juga sombong dalam hati. Makanya seseorang harus bisa menahannya dan harus hati-hati.
Jadi, memang susah untuk tidak sombong, tapi tolong usahakan untuk tidak sombong. Sombong bermacam-macam, sombong dilihat secara eksklusif tapi bisa sombong dalam hati, harus hati-hati.
“Apa yang kita raih bukan 100 persen usaha kita. Ada pemberian Alloh, ada faktor Tuhan disitu. Ada faktor Tuhan kok disombong-sombongin, nanti kalau Tuhan marah gimana, bisa dicabut tuh apa yang Dia kasih, nyesel kita,” ucapnya.
Kepada para lulusan S2 dan S3, baik yang sudah memiliki pekerjaan atau akan mendapatkan pekerjaan baru untuk tidak melupakan Tuhan saat mau melakukan pekerjaan karena Tuhan Maha Segalanya.
“Karena pengalaman saya kuliah di Fakultas Teknik UGM dulu, saya pernah menghadapi kuliah soal diferensial integral. Saya bencinya setengah mati karena tidak lulus-lulus, tapi begitu berdoa dan minta sama Allah, tahu-tahu bisa dan lulus,” ujarnya.
Abiprayadi berpesan para lulusan program Pascasarjana UGM untuk menjaga nilai-nilai dari UGM. Nilai-nilai tersebut adalah integritas, profesionalisme, objektif dan fairness serta social concern.
Terkait integritas, katanya, lulusan UGM diharapkan jangan pernah takut kehilangan jabatan. Semisal pimpinan menyuruh suatu pekerjaan dan itu bertentangan dengan nilai-nilai untuk tidak takut kehilangan jabatan.
“Karena saya pernah di perusahaan asing, pernah diminta bos membuat produk yang menghindari pajak, saya tidak mau dan akhirnya minta keluar, tapi kemudian Alloh memberikan pekerjaan yang lebih baik, ya tidak apa-apa seperti itu, sebab itu namanya etik bisnis,” ungkapnya. (Humas UGM/ Agung; foto: Vino)