
Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Ir. Panut Mulyono, kembali mewisuda dan meluluskan 845 mahasiswa program pascasarjana, terdiri 753 lulusan master, 39 spesialis dan 53 orang doktor. Masa studi rerata untuk program magister adalah 2 tahun 1 bulan, spesialis 4 tahun 6 bulan dan doktor 4 tahun 8 bulan. Waktu tersingkat untuk lulusan S2 periode ini diraih oleh Putu Aditya Wiguna dari Prodi S2 Ilmu Kedokteran Klinik, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) yang berhasil menyelesaikan studi dalam waktu 1 tahun 1 bulan 4 hari. Untuk program spesialis diraih oleh Briliana Nur Rohima dari Prodi Patologi Klinik di fakultas yang sama dalam waktu 1 tahun 10 bulan 6 hari. Sedangkan waktu studi tercepat untuk S3 diraih oleh Marttomo Setyawan dari Prodi Doktor Teknik Kimia, Fakultas Teknik yang berhasil meraih gelar doktor dalam waktu 3 tahun 8 bulan 25 hari.
Lulusan termuda untuk program S2 diraih oleh Dyan Paramitha Andyana Purnomo dari Prodi Magister Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya yang berhasil meraih gelar master pada usia 22 tahun 10 bulan 11 hari. Lulusan termuda untuk program spesialis diraih oleh Yudha Fadhol Arafah Yasrizal dari Prodi Ilmu Kesehatan Anak, FKKMK, yang berhasil menyelesaikan studi di usia 29 tahun 19 hari. Sedangkan untuk program doktor diraih oleh Herlina Rasyid dari Prodi Kimia, FMIPA yang berhasil meraih gelar doktor pada usia 26 tahun 3 bulan 10 hari.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan S2 periode ini adalah 3,65, program spesialis 3,62 dan program doktor 3,78. Pada program S2, wisudawan dengan IPK tertinggi 4.00 diraih oleh Anak Agung Ngurah Nata Baskara dari Prodi Magister Ilmu Biomedik, FKKMK, Gyvano Halim dari Prodi S2 Arsitektur dan Nur Ikawati dari Prodi Teknik Pengelolaan Bencana Alam, Fakultas Teknik. Selanjutnya wisudawan IPK tertinggi untuk program spesialis diraih oleh Bangun Pramujo dari Prodi Bedah Saraf, FKKMK, yang lulus dengan IPK 3,94. Sedangkan program Doktor, IPK tertinggi diraih oleh Martomo Setyawan dari Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknik dan Yuliana Retnowati dari Prodi Biologi, Fakultas Biologi, yang keduanya berhasil meraih IPK 4.00.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., dalam pidato sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan yang berhasil menyelesaikan pendidikannya di UGM. “Atas nama UGM saya mengucapkan selamat,” katanya.
Kepada para wisudawan, Rektor mengatakan bahwa bangsa Indonesia menghadapi tantangan baik nasional maupun tantangan global. Kompetisi antar bangsa menuntut setiap anak bangsa untuk mampu bekerja keras agar dapat bersaing di tengah pergaulan global. Menurutnya, kerja keras dan segala macam usaha tentu tidak akan berhasil jika masih melakukannya secara sendiri-sendiri. “Seluruh elemen bangsa harus bersatu padu bekerja sama membangun bangsa dari berbagai bidang kepakaran,” katanya.
Rektor berpandangan bawa sudah saatnya masyarakat bangkit bersama, bahu membahu, dan bergotong-royong dalam membangun negeri. Menurutnya, jiwa dan semangat gotong-royong harus kembali dikobarkan agar dapat mengikis semangat individualistik yang hanya menonjolkan kepentingan pribadi dan kelompok karena tidak peka terhadap persoalan yang sedang dihadapi oleh bangsa ini. “Bangsa ini memerlukan orang-orang yang hebat yang memiliki karakter dan semangat cinta tanah air dan bangsa,” katanya.
Semangat gotong-royong dan menjalin kerja sama ini, menurut Rektor, harus mendapatkan momentumnya kembali untuk membawa bangsa Indonesia menjadi negara yang berdaya saing tinggi dan disegani oleh bangsa-bangsa lain.
Wakil wisudawan, Khothibul Umam Al Awwaly dari Prodi S3 Ilmu Peternakan, Fakultas Peternakan, dalam sambutannya mengatakan ia bersama rekan wisudawan lainnya merasa bangga bisa mengenyam bangku kuliah di UGM.” Kami semua bangga kuliah di UGM, prosesi wisuda hari ini menandai bahwa kita berhasil menyelesaikan studi di kampus tertua dan terbaik di Indonesia,” katanya.
Khotibul Umam menegaskan dengan diraihnya gelar akademik dari UGM, setidaknya mampu menjadikan wisudawan menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masyarakat serta bisa mengimplementasikan ilmu untuk memberi solusi bagi setiap permasalahan bangsa. “Kita telah menempuh pendidikan keilmuan yang berbeda, ragam profesi ini bisa jadi kekuatan untuk menjawab berbagai persoalan di masyarakat,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson; Foto: Firsto)