Upaya Posko UGM Peduli Bencana kian hari kian menarik banyak pihak untuk menyalurkan bantuan ke daerah gempa. Hari ini saja, Rabu (31/5) pagi tercatat 2 lembaga menyalurkan bantuan melalui Posko ini. Pertama, sumbangan dari Masyarakat Fujian Peduli Bencana dari Jakarta. Kedua, Pendirian Posko Dapur Umum UGM bersama TV 7 dan Gramedia di Desa Trimulyo Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul.
Bagi Didi Dawis selaku wakil komunitas masyarakat Fujian di Jakarta, gempa tektonik yang terjadi di Yogyakarta (27/5) telah menggugah hati para pimpinan Fujian di Jakarta. Dari komunitas ini, telah ditranfer dana sebesar Rp 100 juta, sarung 20.000 potong, Supermie 1 truk berisi 3000 doos, dan 1000 doos lagi menyusul. “Kami berharap sumbangan ini turut meringankan saudara-saudara yang tertimpa musibah dan kurang beruntung. Semoga penyaluran ini dapat berjalan dengan baik, dan tidak saja berhenti sampai disini, kami masih menyiapkan dana Rp 500 juta untuk tahap kedua, setelah penyaluran yang ini selesaiâ€, ujar Didi.
Sementara itu ditempat yang sama Bulaksumur A-11 (31/5), Bambang SP selaku wakil Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) menyampaikan ucapan terima kasih atas kerjasama UGM – DKK- TV 7 dan Gramedia Group dalam meringankan korban bencana gempa bumi. Dalam sambutan dikatakannya, bahwa sejak beberapa hari yang lalu telah dirancang oleh sebuah Tim DKK untuk bisa melakukan penandatanganan naskah kerjasama dengan UGM. Dari MoU ini diharapkan dapat segera terealisir di lapangan. “Kami akan menyiapkan dana sebesar Rp 93.750.000 untuk kerjasama tahap pertama ini. Nanti kami akan melihat apakah bisa diteruskan ataukah cukup. Kalau dirasa masyarakat sudah cukup akan dihentikan, tapi bisa berganti dengan bentuk yang lain. Mengenai DKK sendiri memang berasal dari masyarakat dermawan pembaca Kompas dan pemirsa TV 7 dan kotak-kotak amal di setiap toko buku Gramedia. Tapi untuk Gramedia Jogja agak berkurang, karena tokonya sendiri juga terkena gempa dan akan di support dari kota-kota lainâ€, ujar Bambang.
Dalam dua kerjasama yang dilakukan UGM, Rektor Prof. Dr. Sofian Effendi menekankan bahwa program-program kemanusiaan darurat menurut perkiraannya hanya dua minggu. Setelah itu, akan berganti pada program-program jangka menengah dan jangka panjang. Selain program-program dapur umum, logistik, tenda, medis dan lain-lain, masalah jangka pendek yang urgen dan segera ditangani adalah trauma psiko sosial yang melanda para korban gempa. “Sampai-sampai masuk rumah, kekamar pun tidak beraniâ€, ujar Sofian. Oleh karena itu, banyak pasien di Rumah Sakit banyak menumpuk. Selain, rumahnya sudah hancur. Banyak yang rumahnya masih utuh merasa takut untuk pulang.
“Mereka tidak mau pulang, karena masih trauma. Oleh karena itu yang saat ini sedang berjalan dan urgen adalah konseling psiko trauma yang diperlukan oleh para korban gempaâ€, ujar Dosen Fisipol UGM.
Program jangka pendek yang saat ini juga angat diperlukan dan sudah dilakukan adalah assisment bangunan-bangunan. Baik rumah maupun bangunan-bangunan publik. Rumah mana yang masih layak ditinggali, mana yang harus diperbaiki dahulu sebelum ditinggali, dan mana yang harus dihancurkan. “Hasil dari assisment, RIA (Repid Infrastructure Assisment) adalah gedung-gedung yang diberi stiker hijau, artinya aman untuk ditempati. Diberi stiker kuning, kalau diperlukan perbaikan baru kemudian didiami dan diberi stiker merah untuk dihancurkan, yang artinya tidak aman untuk ditinggaliâ€, ujar Rektor.
Sementara itu, program jangka menengah menurut Sofian Effendi adalah memperkuat Pemerintah Daerah melaksanakan program relief yang saat ini tidak dapat dilakukan oleh Pemda. Misalnya, Pemda Bantul yang banyak kehilangan pegawainya karena meninggal. Dalam kondisi seperti ini tidak mungkin Pemda Bantul melakukan tugas yang ekstra besar ini. “Walaupn kalau dibanding dengan Aceh, masih kecil skalanya. Tapi bagi Pemda yang belum mempunyai pengalaman krisis manajemen memang susah mengatasi program-program kritis. Oleh karena itu, kita akan menggerakkan staf dan mahasiswa untuk melakukan itu. Kemudian memperluas RIA tadi keseluruh wilayah DIY dan sekitarnya. Sehingga dalam waktu dua bulan pemerintah sudah mempunyai rencana umum, bagaimana rehabilitasi tempat tinggal, bagaimana rehabilitasi kantor-kantor, rehabilitasi sekolah-sekolah. Sangat banyak yang mengalami kerusakanâ€, tandas Staf pengajar MAP UGM (Humas UGM)