• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Promosi Doktor
  • Menguak Resiliensi Penyandang Paraplegia Korban Gempa Bantul

Menguak Resiliensi Penyandang Paraplegia Korban Gempa Bantul

  • 29 Juli 2019, 14:28 WIB
  • Oleh: Ika
  • 2735
  • PDF Version
Menguak Resiliensi Penyandang Paraplegia Korban Gempa Bantul

Gempa bumi berkekuatan 5,9 SR  yang mengguncang Daerah istimewa Yogyakarta pada 2006 silam menelan banyak korban jiwa dan kerusakan bangunan. Meski telah 13 tahun berlalu, peristiwa gempa tersebut masih menyisakan luka dan duka bagi masyarakat Yogyakarta, termasuk yang mengalami kecacatan akibat gempa.

Korban gempa terbanyak berasal dari Bantul. Data Dinas Sosial Kabupaten Bantul 2017 mencatat terdapat 891 orang difabel daksa akibat gempa bumi dengan kondisi yang bervariasi.

“Difabel yang mengalami kecacatan sejak lahir tidak mengalami banyak hambatan dalam menjalani kehiduapn sehari-hari. Namun, difabel akibat gempa di Bantul yang mengalami kecacatan saat telah dewasa atau remaja membutuhkan banyak adaptasi dengan berbagai kondisinya yang sekarang,” papar Astri Hanjarwati, Senin (29/7) saat ujian terbuka program doktor di Fakultas Geografi UGM.

Dosen Prodi Sosiologi UIN Sunan Kalijaga ini menyebutkan difabel akibat gempa mengalami trauma, kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, dipecat dari tempat kerja, sulit mendapat pekerjaan, aksesibilitas pendidikan juga mengalami hambatan. Bahkan, kondisi lebih parah terjadi pada mereka yang cacat akibat cedera tulang belakang (penyandang paraplegia). Mereka mengalami penurunan motorik dan sensorik gerak tubuh karena cedera sumsum tulang belakang sehingga mengalami kelumpuhan total. Dalam menjalankan aktivitas sehar-hari sangat bergantung pada kursi roda.

Melakukan penelitian di enam kecamatan Bantul dengan jumlah penyandang paraplegia terbanyak yaitu di Piyungan, Bambanglipuro, Jetis, Swon, Pleret, serta Pundong, Astri berusaha mengungkap lebih mendalam faktor-faktor penyebab menjadi penyandang paraplegia serta resiliensi setelah bencana. Hasilnya menunjukkan menjadi penyandang paraplegia merupakan sebuah risiko yang tidak hanya ditentukan oleh ancaman, kerentanan dan kapasitas, tetapi juga ditentukan oleh respon.

Sementara itu, resiliensi pada penyandang paraplegia dicapai melalui empat fase yakni fase stress, fase penerimaan diri dan adaptasi, fase pengembangan diri, serta fase resilien. Sedangkan pol-pola adaptasi penyandang para plegia adalah penyandang paraplegia yang tergantung keluarga, penyandang paraplegia yang mandiri, dan paraplegia yang mandiri serta produktif.

“Modal sosial  merupakan aset penghidupan penyandang paraplegia yang mengalami kenaikan, tetapi modal manusia, modal fisik dan modal keunganan mengalami penurunan,” terangnya. (Humas UGM/Ika)

 

 

Berita Terkait

  • UGM Gelar Pelatihan Self Reliant Handicaps

    Monday,12 March 2007 - 9:34
  • Aksi Solidaritas Karyawan PT Minamas Untuk Korban Gempa DIY dan Jateng

    Monday,10 July 2006 - 9:14
  • Dosen UAD Raih Doktor Usai Teliti korban Gempa Bantul

    Monday,09 July 2012 - 9:25
  • Talk Show Pelayanan Kesehatan Pasca Gempa

    Friday,22 September 2006 - 15:11
  • PERAN FIB UGM DAN RELIEF INTERNATIONAL UNTUK KORBAN GEMPA

    Wednesday,31 May 2006 - 12:54

Rilis Berita

  • Menteri PPPA Apresiasi Upaya UGM Tangani Kekerasan Seksual 17 May 2022
    Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E, M.Si, m
    Gloria
  • UTBK di UGM Diikuti 12.232 Peserta 17 May 2022
    Sebanyak 12.232 peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Gadjah Mada
    Ika
  • Pengamat UGM Bicara Soal Penyesuaian Tarif Listrik Progresif 17 May 2022
    Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Bins
    Agung
  • Haedar Nashir Ingatkan Pentingnya Merawat Persatuan 16 May 2022
    Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, mengingatkan agar seluruh komponen anak bang
    Gusti
  • Epidemiolog: Tidak Ada Hubungan Hepatitis Akut dengan Vaksin Covid-19 16 May 2022
    Baru-baru ini masyarakat dunia digemparkan dengan kemunculan hepatitis varian baru. Hepatitis ata
    Satria

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual