UGM berduka, salah satu putra terbaiknya Prof. Dr. Teuku Ibrahim Alfian, M.A BERPULANG menghadap Sang Khalik. Guru Besar Emeritus Fakultas Ilmu Budaya UGM ini, meninggal hari Rabu, 31 Mei 2006 pukul 14.20 di Rumah Sakit Dr. Sardjito. Jenazah almarhum dimakamkan hari Kamis, 1 Juni 2006 di Makam Keluarga UGM Sawitsari.
Sebelum itu, jenazah almarhum disemayamkan di Balairung UGM untuk mendapat penghormatan yang terakhir dari Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada. Upacara penghormatan dipimpin Ketua Majelis Guru Besar UGM Prof. Dr. Ir. Boma Wikantiyoso, M.Sc. Dalam sambutan dikatakan bahwa almarhum Prof. Dr. Ibrahim Alfian sangat dekat dengan dunia pendidikan, terutama dalam bidang Ilmu Sejarah. Dalam Bidang Ilmu Sejarah, almarhum termasuk tokoh senior sejarawan Indonesia. “Tidak hanya dikenal di Indonesia tetapi juga di Asia, terutama Malaysia dan Brunai, demikian pula di Jepang dan negeri Belandaâ€, ungkap Prof. Boma
Dalam Sejarah Indonesia kata Prof. Boma, almarhum dikenal sebagai pakar yang banyak mengembangkan pemikiran tentang Sejarah Aceh, dengan salah satu karya yang terkenal Perang Dijalan Allah. “Almarhum dikenal sebagai Guru dan Guru Besar dalam Ilmu Sejarah di Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya UGM, seorang yang disiplin, cermat, periang, terbuka, suka menolong serta pemaafâ€, lanjut Prof. Boma.
Almarhum Prof. Teuku Ibrahim Alfian lahir di Lhokseumawe, Sumatra 14 Februari 1930, meninggalkan tiga orang anak Teuku Abdullah Mahkuzzakir, Tjut Safiatuddina dan Teuku Muzaffarsyah. Selain pernah menjabat Dekan Fakultas Sastra UGM periode I (21-3-1985 s.d 3-06-1988), dan periode II (3-06-1988 s.d tahun 1999), almarhum pernah menjabat Ketua Seksi Sejarah Revolusi di tahun 1969 (Humas UGM).