![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/280719156427544599822439-766x510.jpg)
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., meresmikan penggunaan logo baru Toyagama. Dengan penggunaan logo baru Toyagama ini diharapkan warga UGM dan masyarakat sekitar akan lebih mengenal Toyagama sebagai penyedia air minum yang bersih, sehat dan toyib. Logo baru Toyagama merupakan hasil kejuaraan lomba logo yang disponsori PT Bank BNI 46.
“Paling tidak untuk sivitas akademika Universitas Gadjah Mada. Selamat telah memiliki logo baru karena dengan logo bisa menggambarkan lambang yang bisa memberikan image terkait dengan Toyagama kita,” ujar rektor di BNI Food Park, Rabu (31/7).
Selain logo baru Toyagama, dalam acara yang dihadiri Wakil Rektor UGM bidang Kerja Sama dan Alumni, Dr. Paripurna, S.H, M.Hum., L.LM, CEO BNI Kanwil Yogyakarta, Moh. Hisyam dan Kepala BNI Cabang UGM, Suryo Wikantono, diluncurkan pula kompos produksi Wisdom Park Gamaresidence.
Keberadaan Toyagama, menurut Rektor, menjamin suplai air sehat untuk warga UGM. Bersama Toyagama diharapkan kebutuhan warga UGM akan air sehat bisa terpenuhi dan tidak ada kejadian dehidrasi akibat kekurangan air.
Menurut Rektor, Gamaresidence tidak perlu cemas terkait program pemerintah dalam pengurangan penggunaan plastik. Sebab, Toyagama tidak akan kehilangan konsumen karena yang membutuhkan air sudah pasti akan terus meningkat.
“Jika cara penyajian yang dulu banyak menggunakan plastik, botol plastik, kemasan plastik tentu akan bergeser ke penyajian menggunakan gelas, atau tumbler, bagaimanapun air sehat dan bersih tetap diperlukan sesuai kebutuhan. Memang masyarakat dunia saat ini meningkat kesadarannya tentang bagaimana menjaga lingkungan, menjaga bumi, karena itu satu-satunya planet yang hingga kini bisa dihuni oleh manusia,” katanya.
Ir. FX. Pri Yoewo Guntoro, Dipl.HE., M.Si, selaku Manajer Utama UGM Residence yang membawahi produk Toyagama menyatakan Toyagama merupakan penyedia air minum satu-satunya di Universitas Gadjah Mada. Toyagama saat ini telah berproduksi 800 botol per hari dan sekitar 60-80 galon per hari.
Seiring dengan gerakan pengurangan botol plastik atau sampah plastik akhir-akhir ini maka Toyagama akan menyesuaikan sesuai dinamika yang ada. Produk galon akan dipergunakan untuk pemenuhan dispenser-dispenser yang ada di unit-unit UGM, sedangkan botol-botol plastik atau air minum kemasan botol dipergunakan hanya untuk acara-acara tertentu.
“Tahun ini juga atas bantuan kementerian PUPR, sistem penyediaan air minum (SPAM), dispenser untuk semua unit yang ada di UGM sampai pada asrama-asrama baru hingga lantai yang tertinggi, lantai 7 yang ada dispensernya. Karenanya kita menganjurkan semua mahasiswa asrama dan karyawan di UGM menggunakan tumbler untuk mengurangi botol plastik,” katanya.
Pri Yoewo Guntoro menyatakan dalam perjalanannya UGM Residence pun mencoba membuat pupuk kompos dengan menggunakan komposter. Bekerja sama dengan bebera pihak terkait, Wisdom Park yang berada di bawah manajemen UGM Residence mampu menghasilkan 100 karung pupuk kompos per tiga bulan.
“Tujuan utama membuat kompos yang disediakan oleh wisdom park adalah untuk pembelajaran bagi pengunjung. Jadi, pengunjung disediakan paket untuk kujungan belajar mengolah sampah,” jelasnya. (Humas UGM/ Agung; foto : Firsto)