
Mapala Silvagama Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada kembali melanjutkan ekspedisi 50 Taman Nasional yang telah memasuki taman nasional ke-20 dan ke-21. Kali ini, eksplorasi dilakukan pada Taman Nasional Danau Sentarum dan Taman Nasional Gunung Palung, dan berfokus pada riset tentang kerusakan lingkungan dengan mengangkat objek bioindikatornya.
“Misi penelitian dalam ekspedisi Mapala Silvagama dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Mahasiswa Pencinta Alam di UGM tidak sekadar hobi bertualang, namun membawa nilai-nilai UGM sebagai universitas riset yang senantiasa memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” tutur Ketua Umum Mapala Silvagama, Dede Candra Sunarso.
Eksplorasi ini dimulai pada tanggal 31 Juli 2019 ketika tim berangkat menuju Jakarta dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Putusibbau. Eksplorasi terlebih dahulu dilakukan pada Taman Nasional Danau Sentarum dengan fokus pada keanekaragaman burung diurnal di wilayah Hutan Kirin Lintang.
Kegiatan eksplorasi selanjutnya akan dilakukan di Taman Nasional Gunung Palung dengan fokus penelitian pada tumbuhan Nephentes sp yang tersebar di berbagai ekosistem pada Stasiun Penelitian Cabang Panti. Kedua objek penelitian tersebut merupakan bioindikator kerusakan alam khususnya ekosistem gambut.
“Selain itu, di kedua taman nasional tersebut, tim juga akan mengambil data lingkungan yang mendukung dalam perlindungan lahan gambut,” imbuh Dede.
Ia memaparkan, tujuan dari kegiatan Ekspedisi 50 Taman Nasional Mapala Silvagama adalah menyajikan luaran yang informatif dan edukatif berkaitan dengan konservasi alam bagi masyarakat luas.
Salah satu luaran dari kegiatan ini adalah photobook yang menyuguhkan cerita ekspedisi Mapala Silvagama pada Taman Nasional Danau Sentarum dan Taman Nasional Gunung Palung. Selain itu, tim juga akan membuat peta persebaran burung diurnal di Taman Nasional Danau Sentarum dan peta persebaran Nepenthes sp. di berbagai ekosistem Taman Nasional Gunung Palung.
Sesuai dengan tema penelitian yang diusung, pada Ekspedisi Taman Nasional kali ini, Mapala Silvagama juga didukung oleh Badan Restorasi Gambut dan bekerja sama dengan Unit Fotografi Universitas Gadjah Mada (UFO) dalam hal dokumentasi selama kegiatan.
Tim lapangan yang diberangkatkan dalam Ekspedisi Taman Nasional kali ini adalah Hamzah Ramdhani, Tegar Kukuh Pribadi, Jatmiko Bayu Aji dan Yusta Elvasonia Duan sebagai tim peneliti dan Rendy Wijayanto, Rienetta Ichmawati Delia Sandhy, Bram Ashido, Farisa Armantya serta Wicak Baskoro sebagai tim dokumentasi. Ekspedisi akan berlangsung selama 31 hari, terhitung mulai 31 Juli hingga 31 Agustus 2019.
“Ekspedisi ini diharapkan dapat meningkatkan peran mahasiswa sebagai bagian dari Universitas Gadjah Mada yang selalu berkomitmen pada pengembangan ilmu dan manfaatnya bagi masyarakat luas,” ujarnya. (Humas UGM/Gloria)