UGM ditunjuk sebagai tim perumus dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Transmigrasi 2019 yang berlangsung Kamis (1/8) di Hotel Sultan Jakarta.
Pertemuan ini diikuti oleh berbagai kementerian, lembaga, pemerintah daerah, akademisi, serta pihak swasta untuk mendiskusikan rencana pengembangan kawasan transmigrasi.
“Transmigrasi adalah suatu program yang sejak lama menjadi bagian dari upaya kita untuk memajukan negeri ini. Transmigrasi tentu memiliki paradigma yang dinamis, yang berubah-ubah sesuai zamannya,” tutur Wakil Presiden, Jusuf Kalla, yang membuka Rakornas ini.
Ia menerangkan, transmigrasi pada dasarnya bertujuan untuk menambah kesejahteraan bagi warga yang melakukan transmigrasi ke suatu daerah beserta penduduk yang sudah ada di daerah tersebut agar terjadi suatu keseimbangan dan kemerataan.
Menteri Desa PDTT, Eko Putro Sandjojo, menyebutkan sudah lebih dari 2 juta keluarga dan 8 juta penduduk yang dipindahkan dari Pulau Jawa yang padat dan pulau Bali ke daerah-daerah lain di Indonesia yang kurang penduduknya. Karena itu, pengaruh program transmigrasi pun cukup nyata di provinsi-provinsi yang menjadi tujuan transmigrasi.
Rakornas Transmigrasi 2019 ini sejalan dengan isi pidato Presiden terpilih dan juga Perpres No. 50/2018 tentang Koordinasi dan Integrasi Penyelenggaraan Transmigrasi yang menggarisbawahi peningkatan SDM dari segi ekonomi dan pengelolaan sumber daya alam dengan peningkatan infrastruktur.
Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan integrasi perencanaan kawasan transmigrasi yang lebih baik dengan konsep green transpolitan 4.0 lintas sektor. Pembangunan transpolitan ini menjadi model baru smart transmigration city yang di masa mendatang dapat bertransformasi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Konsep Transmigrasi 4.0 Smart Transmigration City yang digagas tim UGM bersama Kemendes PDTT mencakup kawasan trans-settlement, kawasan agro kompleks terpadu, taman technopark, unit industri UMKM, dan sarana prasarana lainnya.
Kerja sama Pentahelix antara pemerintah, swasta, akademisi, komunitas, dan media menjadi bentuk implementasi kemitraan ekonomi kerakyatan yang berasaskan Pancasila dan berlandaskan gotong royong.
Kemitraan semacam ini membuka peluang hadirnya perusahaan swasta untuk mengadopsi konsep green transpolitan 4.0 tematik seperti pariwisata, perkebunan, partanian, perikanan, pertambangan, dan lainnya, sehingga kawasan transpolitan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi yang merespon revolusi industri 4.0.
Dalam sistem pengelolaannya, pembangunan kawasan ini bersifat regional innovation yang terintegrasi dalam tata ruang wilayah pembangunan strategis nasional. Dengan demikian, fungsi transpolitan mampu menyelesaikan masalah kesenjangan wilayah di Indonesia.
Untuk memastikan keberlanjutan keberhasilan pembangunan kawasan inovasi transpolitan, salah satu gagasan yang diusulkan adalah pembangunan TransScience Technopark.
Gagasan ini dihasilkan dari kajian yang dilakukan tim multidisipliner Fakultas Geografi UGM dan KKPPPDT melalui serangkaian Focus Group Discussion selama 3 bulan dalam rangka kerja sama kemitraan dalam pengembangan kawasan yang dilanjutkan dengan FGD tematik.
Anggota tim perumus lintas disiplin ini di antaranya Prof. Dr. Suratman, M.Sc bersama Prof. Dr. R. Rijanta, M.Sc., Dr. Djaka Marwasta, M.Sc., Dr. Sri Rum Giyarsih, M.Si., Dr. Sri Rahayu Budiani, M.Si., Surani Hasanati, S.Si, M.Sc., dan Seri Ariyati, S.Pd., M.Sc. (Humas UGM/Gloria)