• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Kenali Gejala Austis Pada Anak Sejak Dini

Kenali Gejala Austis Pada Anak Sejak Dini

  • 08 Agustus 2019, 15:01 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 3818
  • PDF Version
Kenali Gejala Austis Sejak Dini Pada Anak

Austisme merupakan gangguan perkembangan otak yang ditandai dengan adanya gangguan dan kesulitan penderita untuk bisa berinteraksi sosial, keterbatasan berkomunikasi verbal dan non verbal, gangguan perilaku minat dan adanya aktifitas yang terbatas dan berulang. Saat ini, angka kejadian autisme semakin meningkat secara global. Menurut laporan dari Center for Disease Control and Prevention disebutkan bahwa prevalensi kejadian penderita meningkat dari 1 per 150 populasi pada tahun 2000, menjadi 1 per 59 pada tahun 2014. Di Indonesia, diperkirakan sekitar 4 juta orang menderita austisme atau sering disebut juga gangguan spektrum austisme.

Pakar kesehatan anak dari Fakultas Kedokteran, Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat (FKKMK), dr. Mei Neni Sitaremsi PhD., Sp.A(K)., mengatakan penyebab autisme multifaktor merupakan kombinasi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. “Yang jelas ada faktor genetik memberikan kontribusi penyebab dari autis, misalnya hamil di usia tua, waktu hamil terinfeksi rubella, saat hamil usia masih muda, terkena toksin dan sebagainya,” kata Mei kepada wartawan di sela-sela kegiatan seminar Autism Spectrum Disorder, Kamis (8/8), di Gedung Seminar Sekolah Pasca Sarjana UGM.

Umumnya di Indonesia, menurut Mei, para orang tua terlambat dalam menangani anaknya yang terkena autis. Padahal, sebelum umur anak sampai dua tahun sudah harus diperiksa ke petugas kesehatan dan psikolog. Namun, dari gejala yang ditunjukkan sebenarnya dapat diamati apabila anak terkena autis. “Gejala awal biasanya anak cenderung diam dan sering main sendiri,” katanya.

Apabila sejak awal anak sudah diperiksa dan didiagnosis terkena autis maka bisa dilakukan tata laksana dan prosedur penanganan kesehatan yang lebih baik dengan melibatkan dokter, psikolog, pendidik, keluarga serta lingkungan. Sebab, penderita autis umumnya sering mengalami gangguan keterbatasan kemampuan intelektual sebesar 45-60 persen, mengalami kejang, gangguan pencernaan, gangguan tidur dan gangguan sensorik serta gangguan pemusatan perhatian dan perilaku.

Pakar autis dari Lembaga Autism Initiative at Mercychurst (AIM), Universitas Mercychurst, Amerika Serikat, Prof. Brad McGarry, mengatakan penyakit autis tidak bisa disembuhkan. Sebaliknya, yang perlu dilakukan adalah mengubah cara pandang masyarakat terhadap penderita autis. “Prinsipnya bukan untuk disembuhkan, mereka memiliki kemampuan khusus sehingga perlu diterapi dan penanganan khusus,”katanya.

Keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh anak autis, menurutnya, tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk bisa memperoleh pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Menurutnya, kampus perlu menyediakan fasilitas khusus dan perlakuan khusus bagi mahasiswa autis ini. “Perlu dukungan agar mereka bisa masuk universitas selayaknya dengan calon mahasiswa lain, tidak hanya dukungan akademis atau non akademis hingga mereka bisa menyelesaikan pendidikan dengan baik,” katanya.

Dion, salah satu alumnus dari Prodi Ilmu Sejarah FIB UGM tahun 2013, mengatakan selama kuliah di kampus UGM hanya memiliki gangguan pada konsentrasi. Ia mengaku tidak  mengalami banyak kendala dalam proses perkuliahan. “Selama kuliah, saya masih bisa ikut kegiatan dan berinteraksi dengan teman, meski teman-teman banyak tidak tahu saya mengalami hal itu,” kenang Dion yang saat ini menjadi sukarelawan memberikan mentoring dan pemandu bagi penderita autis yang melanjutkan sekolah di Mercychurst University, Amerika Serikat.

Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM, Dr. Paripurna Sugarda, mengapresiasi adanya kegiatan seminar soal autisme ini dalam rangka memperingati Lustrum UGM ke-14. Menurutnya, UGM memiliki komitmen untuk memberikan kesempatan kepada seluruh anak bangsa untuk bisa mengenyam kuliah di kampus UGM. Bagi mahasiswa penyandang khusus, kata Paripurna, mereka akan medapatkan hak yang sama dengan mahasiswa lainnya. “Kampus akan selalu memperlakukan mahasiswa dengan kemampuan khusus ini bisa mendapatkan hak dan fasilitas yang sudah tersedia,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Mengenal Gejala Dini Kanker pada Anak

    Wednesday,16 February 2022 - 21:45
  • Bakti Sosial Deteksi Dini Kanker Mulut Leher Rahim

    Tuesday,02 December 2008 - 16:25
  • Kenali Gejala Long Covid Yang Bisa Muncul Usai Pulih dari Covid-19

    Thursday,18 February 2021 - 12:28
  • Kenalkan Pancasila Pada Anak, PSP Gandeng Guru PAUD

    Friday,27 September 2013 - 11:51
  • Mahasiswa FK UGM Juara 1 Kompetisi Ilmiah Kedokteran Nasional

    Friday,28 July 2017 - 9:37

Rilis Berita

  • Menteri PPPA Apresiasi Upaya UGM Tangani Kekerasan Seksual 17 May 2022
    Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E, M.Si, m
    Gloria
  • UTBK di UGM Diikuti 12.232 Peserta 17 May 2022
    Sebanyak 12.232 peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Gadjah Mada
    Ika
  • Pengamat UGM Bicara Soal Penyesuaian Tarif Listrik Progresif 17 May 2022
    Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Bins
    Agung
  • Haedar Nashir Ingatkan Pentingnya Merawat Persatuan 16 May 2022
    Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, mengingatkan agar seluruh komponen anak bang
    Gusti
  • Epidemiolog: Tidak Ada Hubungan Hepatitis Akut dengan Vaksin Covid-19 16 May 2022
    Baru-baru ini masyarakat dunia digemparkan dengan kemunculan hepatitis varian baru. Hepatitis ata
    Satria

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual