
UGM kembali melaksanakan Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru bagi mahasiswa tahun ajaran 2019/2020. Sebanyak 8.408 mahasiswa mengikuti kegiatan yang berlangsung dari 3-9 Agustus 2019 ini. Kegiatan orientasi dan pengenalan lingkungan kampus UGM bagi mahasiswa baru ini sudah menjadi agenda rutin UGM sejak tahun ajaran 2009/2010 sebagai pengganti kegiatan Ospek.
Berbeda dengan Ospek, PPSMB pertama dikenalkan oleh UGM sebagai masa orientasi dan pengenalan lingkungan kampus yang lebih ramah bagi mahasiswa baru. Hal itu karena dalam PPSMB, mahasiswa baru dijauhkan dari ajang perpeloncoan serta tindak kekerasan yang kerap kali melekat dengan istilah Ospek.
Berbagai inovasi telah dihasilkan untuk menyempurnakan tujuan dari PPSMB, misalnya dengan mewajibkan kegiatan ini sebagai salah satu syarat kelulusan mahasiswa, aksi freeze mob, penambahan materi soft skill, hingga pencetusan nama PPSMB Palapa pada 2012. Sementara itu, untuk PPSMB tahun 2019 ini, kebaruan terletak pada rencana pelaksanaan kegiatan tambahan yang disebut dengan Action Plan.
Dr. Suharyadi, Direktur Kemahasiswaan UGM, menyampaikan bahwa Action Plan merupakan sebuah upaya UGM untuk mengimplementasikan nilai-nilai UGM dalam kehidupan sehari-hari serta sekitarnya. “Jadi, semua materi yang mereka terima selama PPSMB berlangsung tidak hanya akan berakhir menjadi hafalan semata,” ujarnya.
Haryadi menjelaskan bahwa nantinya para peserta PPSMB yang telah dibagi menjadi 20 gugus, masing-masing akan membuat sebuah proposal hasil rumusan bersama. Proposal tersebut mereka tujukan kepada masyarakat desa/kelurahan di sekitar lingkungan UGM. “Sebab saat ini mendekati hari kemerdekaan, mereka bisa mengajukan proposal seperti kerja sama pelaksanaan Tujuh Belasan, atau hanya bantu-bantu, atau minimal untuk sekedar berpartisipasi saja juga tidak apa-apa,” terangnya.
Lebih lanjut, Haryadi menyebut bahwa Action Plan ini juga selaras dengan tema tahun ini, yakni “Integritas UGM Menguatkan Integrasi Nasional”. Ia menjelaskan satu per satu, dimulai dari ‘Integrasi UGM’ yang didasarkan dari para peserta PPSMB itu sendiri. Hal itu karena mereka berasal dari berbagai pulau, beragam suku bangsa, berjenjang kalangan di seluruh Indonesia, serta bidang studi yang berbeda pula.
“Kami mencoba melebur berbagai perbedaan tersebut dengan mencampur mereka ke dalam satu gugus. Kami memastikan bahwa dalam satu gugus terdapat semua perbedaan tersebut, dan nantinya akan kami lihat bagaimana mereka bisa bekerja sama selama PPSMB berlangsung, utamanya dalam pelaksanaan Action Plan. Dengan demikian, harapan akan terciptanya Integrasi UGM akan terwujud” terangnya.
Haryadi melanjutkan, tahap setelah itu adalah upaya untuk membuatnya menjadi modal untuk menguatkan ‘Integrasi Nasional’. “Dengan mereka terjun langsung ke masyarakat untuk mengimplemantasikan ide dari proposal yang mereka buat maka hal itu sudah menjadi langkah awal upaya penguatan tadi,” tuturnya.
Dengan hal itu, Haryadi berharap bahwa para mahasiswa baru dapat belajar dari PPSMB beserta Action Plan sehingga mereka tidak hanya berfokus pada keilmuannya saja. Namun, mereka juga harus melihat apakah ilmu mereka bisa bermanfaat untuk masyarakat luas.
Ketika ditanya mengenai inovasi untuk pelaksanaan PPSMB ke depannya, Haryadi menyatakan bahwa saat ini UGM berusaha membuat agar PPSMB memiliki SKS sendiri. Menurutnya, hal itu menjadi penting agar pelaksanaan PPSMB bisa lebih terukur sehingga mahasiswa baru juga lebih serius dalam mengikuti rangkaian kegiatannya.
Haryadi juga berharap agar pelaksanaan Action Plan akan sukses terlebih dahulu. “Karena ini masih baru, saya kegiatan tersebut bisa lancar. Dengan demikian, tujuan yang kita inginkan akan tercapai,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam)