Tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) merancang aplikasi untuk memantau besaran risiko munculnya penyakit kardiovaskular pada pasien diabetes yang diberi nama Decardia.
Pengembangan aplikasi ini didasarkan tingginya angka kejadian diabetes di Indonesia. Bahkan, kematian tertinggi penderitanya diakibatkan komplikasi dengan penyakit kardiovaskular.
“Karenanya deteksi dini penting untuk mengetahui tingkat risiko kardivaskular seperti serangan jantung atau stroke dalam kurun waktu 10 tahun kedepan. Dengan deteksi dini ini bisa menjadi sarana antisipasi dan penanganan agar risiko tersebut dapat diturunkan dan dikendalikan,” papar Andri Cipta, Senin (12/8).
Mahasiswa Ilmu Keperawatan FKKMK UGM menggagas pengembangan Decardia bersama dengan Nadhifah Azzahrah Yumna (FKKMK) dan Muhammad Nabhan Naufal (FT). Aplikasi tersebut dikembangkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta dan berhasil memperoleh dana hibah Dikti serta lolos melaju dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) akhir Agustus mendatang di Bali.
Andri menjelaskan aplikasi yang mereka kembangkan dilengkapi dengan fitur, seperti panduan penggunan, perhitungan risiko, serta edukasi. Sementara cara kerjanya cukup sederhana, pengguna hanya cukup memasukkan beberapa aspek data penilaian berupa jenis kelamin, usia, kadar kolesterol, tekanan darah, status merokok atau tidak. Selanjutnya, data akan diolah oleh sistem sehingga muncul besaran risiko kardiovaskular.
“Besaran risiko dibagi menjadi empat kategori, yaitu rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Kemudian setelah mengetahui besaran risikonya akan muncul edukasi kesehatan guna mengendalikan risiko tersebut,” terangnya.
Andri menuturkan saat ini aplikasi masih dalam tahap pengembangan. Harapannya nanti dapat segera dirilis di play store ataupun app store sehingga dapat membantu dalam menurunkan serta mengendalikan risiko kardiovasuklar penderita diabetes. (Humas UGM/Ika)