Posko UGM Peduli Bencana di Bulaksumur A-11 sementara waktu menutup terhadap segala permintaan masyarakat korban gempa. Kebijakan ini diambil mengingat persediaan barang-barang logistik menipis. Posko UGM Peduli Bencana saat ini menunggu sampai tersedianya kembali pengadaan barang-barang tersebut.
Sebagaimana disebut Eddy OS Hiariej, S.H., M.Hum, tidak mungkin dalam waktu 2-3 hari untuk pengadaan barang-barang logistik. Disamping itu, Posko UGM akan membuat daftar permintaan barang yang paling dibutuhkan masyarakat. “Sekarang ini untuk pengadaan barang-barang kebutuhan di Jogja saja susah. Posko UGM akan membuat list, daftar permintaan barang yang paling dibutuhkan masyarakat, kalau bisa nanti diupayakan untuk distribusi lagiâ€, ujar Asisten Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UGM.
Menurut dosen Fakultas Hukum UGM ini, kini pendistribusian barang-barang dilakukan melalui mahasiswa-mahasiswa peserta KKN. Barang-barang tersebut diperkirakan hanya cukup untuk beberapa titik dimana mahasiswa KKN berada di Posko bencana.
Sejalan dengan itu, Haris aktivis Posko UGM Peduli Bencana mengungkapkan bahwa segala permintaan barang di Posko UGM sekarang tidak lagi dipenuhi. Haris beranggapan mahasiswa-mahasiswa KKN sudah disebar. Dari mereka telah mendirikan posko-posko yang nantinya akan bekerja bersama-sama, termasuk dalam pendistribusian barang-barang. “Mungkin hari ini atau sampai kapan tidak akan ada lagi permintaan barang di Posko UGM di bulaksumur A-11â€, ujar mahasiswa Teknik Industri angkatan 2004 ini.
Sementara itu, berkaitan penempatan KKN Peduli Bencana Rezka Kartika Dewi menambahkan untuk posko besar masih tetap 4 (empat), di Trimulyo, Sitimulyo, Sewon dan Gantiwarno. Di luar 4 posko besar tersebut masih dibagi-bagi lagi untuk beberapa kecamatan. “Total ada 38 posko. Posko-posko ini terdiri dari dua macam posko logistik dan posko sekolahâ€, ujar mahasiswa Fisipol angkatan 2003 yang aktif di tim data logistik Posko UGM Peduli Bencana (Humas UGM).