• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Kongres Pancasila Akan Libatkan Perancis dan Afganistan

Kongres Pancasila Akan Libatkan Perancis dan Afganistan

  • 16 Agustus 2019, 15:32 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 5003
Kongres Pancasila Libatkan Negara Perancis dan Afganistan

Kongres Pancasila ke-11 yang berlangsung pada 15-16 Agustus di ruang Balai Senat UGM ditutup pada hari Jumat (16/8). Kongres yang diisi Orasi Kebangsaan Wapres Jusuf Kalla, Menkominfo Rudiantara, dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, melibatkan 151 orang penyaji makalah dan diikuti 411 peserta.

Ketua Tim Perumus Kongres Pancasila, Prof. Dr. Sutaryo, mengatakan Kongres Pancasila tahun depan tidak hanya mengundang peserta dari dalam negeri, namun juga peserta dari luar. Sebab, beberapa negara tertarik untuk ikut kegiatan yang mengulas perkembangan ideologi Pancasila dan sejauh mana implementasinya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia tersebut. “Peserta dari Perancis dan Afganistan meminta untuk diundang. Tahun depan Kongres Pancasila menjadi kongres internasional,” kata Sutaryo disela-sela pembacaan hasil rumusan dan deklarasi Kongres Pancasila ke-11.

Kongres Pancasila yang akan mengundang peserta dari luar tersebut maka nantinya akan dipersiapkan dengan lebih baik lagi. Menurut Sutaryo, ketertarikan negara asing pada Pancasila bukan tanpa alasan, sebab Pancasila sudah dikenal sejak lama, bahkan Presiden Sukarno saat sidang umum PBB pada tahun 1960. “Pancasila tahun 1960 digaungkan di sidang umum PBB karena bisa menjadi piagam perdamaian dunia,” katanya.

Dalam pembacaan penyampaian tujuh butir hasil rumusan dan lima butir deklarasi Kongres Pancasila kali ini, Sutaryo menegaskan bahwa Pancasila bukan mitos tapi sebaliknya dijadikan etos bangsa dan logos dalam bentuk ilmu. “Untuk mempekuat Pancasila, peran pengetahuan dan filsafat sangat penting,” katanya.

Meski Pancasila dijadikan ideologi dan etos kebangsaan, namun Pancasila menghadapi berbagai isu dan berita bohong yang berseliweran di media sosial lewat perkembangan teknologi dan informasi. “Kita perlu mencermati secara seksama banyak penyebaran berita bohong yang bertujuan melawan Pancasila dan merebut kekuasaan pemerintah,” katanya.

Oleh karena itu, pelaksanaan Pancasila hendaknya dilakukan melalui contoh dan sikap keteladanan dalam tataran praktis dan inspiratif. Selain itu, ia mengimbau agar seluruh warga negara tidak tinggal diam apabila ideologi Pancasila dirongrong oleh penyebaran paham radikalisme dan ideologi transnasional. “Kekacauan yang terjadi di banyak negara karena silent majority memilih diam, di Indonesia sekitar 90 persen saya kira masih mencintai Pancasila maka harus berteriak, bicara dan menjalankan Pancasila sebagai dasar hubungan bermasyarakat,” katanya.

Kepala Pusat Studi Pancasila UGM, Agus Wahyudi, Ph.D., mengatakan peneguhan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan alat pemersatu memerlukan komitmen dan tindakan bersama seluruh anak bangsa. Sebab, proses pembentukan identitas kebangsaan dan rasa nasionalisme tidak pernah selesai. “Proses nasionalisme itu selalu berlanjut dan tidak pernah selesai, semua  berada di tangan kita untuk terus mendorong generasi muda mencintai Pancasila,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • PSP UGM Gelar Kongres Pancasila IV

    Wednesday,23 May 2012 - 14:10
  • Kongres Pancasila IX Siapkan Rekomendasi kepada Pemerintah

    Monday,24 July 2017 - 8:12
  • PSP UGM Gelar Kongres Pancasila VII

    Monday,25 May 2015 - 15:27
  • UGM, Unair, dan MPR RI Gelar Kongres Pancasila III

    Saturday,28 May 2011 - 10:26
  • Presiden Joko Widodo: Pancasila Bisa Menjadi Rujukan Dunia

    Saturday,22 July 2017 - 14:33

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual