Siivitas akademika Universitas Gadjah Mada yang beragama Katolik melaksanakan ibadah misa dalam rangka memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74. Dipimpin Uskup Agung Semarang, Mgr Robertus Rubiyatmoko, misa kali ini juga dalam rangka menyambut tahun ajaran baru UGM 2019/ 2020.
“Hari ini mengawali tahun akademik 2020 dan menyambut kemerdekaan bangsa Indonesia. Dalam ulang tahunnya kita semua diajak untuk merenungkan bahwa kita adalah orang Katolik yang secara kewargaan adalah bagian dari warga bangsa Indonesia,” kata Romo Rubi, di Grha Sabha Pramana, Jumat sore (16/8) mengawali homilinya.
Meneladani cara hidup mendiang Mgr. Soegijopranoto, Romo Rubi mengatakan umat Katolik dipanggil untuk memenuhi tanggung jawab sebagai warga gereja sekaligus sebagai warga negara Indonesia. Umat dipanggil untuk terlibat dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara dengan sepenuh hati dengan totalitas dan cinta kasih.
Semua memiliki peran masing-masing sesuai dengan situasi kedudukan masing-masing, baik sebagai dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa. Dengan berbagai peran dan membawa iman di tengah-tengah kehidupan bersama, umat Katolik di UGM dalam hidup bersama diharapkan mampu menjadi terang dan garam.
“100 persen Katolik, 100 persen Indonesia, bagaimana kita diharapkan bisa menjadi dan mampu memberi warna bagi masa depan bersama di tengah masyarakat, khususnya di kampus UGM dengan berbagai macam hal yang baik dan bisa dilakukan untuk membangun kebersamaan,” tuturnya.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU., menyambut baik penyelenggaraan misa syukur bersama Keluarga Mahasiswa Katolik Universitas Gadjah Mada. Misa syukur ini merupakan misa syukur bersama yang pertama diadakan di tingkat universitas karena sebelumnya hanya diselenggarakan di berbagai fakultas di lingkungan UGM.
“Kita mendukung kegiatan semacam ini karena UGM jati dirinya merupakan universitas nasional, universitas perjuangan, universitas Pancasila, universitas kerakyatan dan universitas pusat kebudayaan yang selalu mendorong dan mengusahakan kegiatan-kegiatan keagamaan untuk semua penganut agama di UGM,” katanya.
Menurut Rektor, semua kegiatan keagamaan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya di kampus UGM. Rektor melihat pembinaan karakter mahasiswa, budi pekerti dan sifat-sifat nasionalisme dan lain-lain salah satunya adalah melalui kegiatan-kegiatan keagamaan. Dengan cara-cara semacam ini diharapkan kerukunan antar umat beragama, antar sesama semakin baik dan menguat dari tahun ke tahun sehingga menguatkan Indonesia.
“UGM adalah universitas nasional yang bersifat inklusif sehingga UGM selalu berusaha untuk menciptakan suasana nyaman untuk berbagai elemen bangsa yang ada di kampus. Mahasiswa UGM berasal dari berbagai daerah dari seluruh Indonesia, mahasiswa baru kita tahun 2019 berasal dari 34 propinsi yang ada di Indonesia. Agama para mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan juga bermacam-macam, semua harus bisa berkolaborasi hidup dengan nyaman dan rukun di UGM”, ungkapnya. (Humas UGM/ Agung)