Sebagai suatu materi pembelajaran, Kuliah Kerja Nyata (KKN) telah lama diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada dan universitas-universitas lain di Indonesia. Karena dipandang begitu penting, KKN disajikan sebagai mata kuliah wajib bagi mahasiswa program Strata 1 (S-1). Dengan demikian KKN menjadi salah satu persyaratan untuk menjadi sarjana lulusan sejumlah besar Perguruan Tinggi (PT) di negeri ini. Hanya sejumlah kecil PT Indonesia tidak mewajibkan KKN. Karena telah lama diselenggarakan dan dapat dianggap telah menjadi rutinitas, misi pendidikan dibalik penyelenggaraan KKN itu tidak mudah dihayati oleh mahasiswa, bahkan oleh dosennya sekalipun. Agar pembelajaran yang begitu penting tersebut tetap relevan, haruslah dipastikan bahwa misi yang tersirat dibalik penyelenggaraan KKN tersebut bisa tercapai secara optimal tanpa ketinggalan konteks akibat adanya dinamika perubahan yang cepat dalam masyarakat di luar dinding kampus.
Berangkat dari latar belakang pemikiran tersebut di atas dan dikaitkan dengan bencana gempa bumi yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, maka KKN UGM kembali menerjunkan sejumlah 1022 mahasiswa program Swadaya untuk mengikuti kegiatan KKN Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat Peduli Bencana (KKN-PPN PB) yang berlokasi 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Lokasi yang cukup parah di kota adalah daerah kecamatan Kotagede, Umbulharjo, Mergangsan, Mantrijeron, Gondokusuman dan Gondomanan. Mahasiswa tersebut akan berada di lapangan mulai tanggal 10 Juni hingga 26 Agustus 2006 di bawah bimbingan 31 orang Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan 3 orang dosen sebagai koordinator. Untuk lokasi yang terkena musibah, program KKN diutamakan mencakup 7 kegiatan yaitu : distribusi logistik, kesehatan dan psikologi, infrastruktur, pendidikan, pemulihan ekonomi, administrasi publik, informasi dan mitigasi bencana, sedangkan untuk daerah yang tidak terkena musibah, akan dilakukan program-program KKN yang lama. Sebelum terjun ke lapangan, mahasiswa akan mendapat pengarahan dari Rektor/Wakil rektor dan Walikota Yogyakarta.
Sebagai aktivitas yang bersifat win-win, dalam pelaksanaannya KKN merupakan kombinasi dari proses pembelajaran (learning process) dan pemecahan masalah (problem solving). Bagi masyarakat, pemerintah daerah, maupun lembaga donor terkait, pelaksanaan KKN Peduli Bencana ini diharapkan dapat membantu memecahkan masalah-masalah yang ada sebagai akibat bencana gempa. Pada saat yang sama tersebut, kegiatan KKN ini juga dapat memberikan pengalaman dan menanamkan nilai-nilai luhur kepedulian bagi mahasiswa terhadap maasalah-masalah sosial yang ada di masyarakat. Persoalan yang ada di masyarakat seringkali tidak dapat dipecahkan hanya dengan satu disiplin ilmu saja. Oleh karena itu, sifat interdisipliner harus diterapkan dalam pelaksanaan KKN ini sebagaimana telah diterapkan pada KKN pola sebelumnya.
Yogyakarta, 8 Juni 2006
Sekretaris LPPM
Dr. R. Wisnu Nurcahyo