Yogya, KU
Saat ini lebih dari 20% penduduk dunia menderita penyakit alergi seperti rhinitis alergi, asma, eksim, dermatitis atopi dan alergi makanan. Menurut Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UGM dr Sumadiono SPA(K)menjelaskan, dari sekian penyakit alergi, sekitar 25-35 persennya masih disebabkan tungau atau kutu dari debu rumah tangga.
“Angka penderita alergi di dunia saat ini lumayan tinggi mencapai 20%,†kata Sumadiono kepada wartawan, Kamis (28/2) di RS Sardjito.
Sumadiono mengatakan faktor risiko yang berperan langsung akan timbulnya alergi tadi yaitu faktor genetik dan lingkungan. Dan ini masih sering dijumpai baik pada anak yang dimulai sejak bayi dan dapat menetap sampai dewasa. Dengan demikian pengenalan dini, diagnosis, dan penanganan penyakit alergi yang tersebar di masyarakat dapat memperbaiki kasus-kasus penyakit alergi terutama di Indonesia .
“Alergi ini bahayanya mulai awal kelihatan tanda-tandanya sampai timbul shock,†tegasnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama dr Cahya Dewi Satria, M.Kes menambahkan untuk jenis kutu debu rumah tangga yang paling banyak mengakibatkan alergi bentuknya memang sangat kecil dan tidak terlihat jadi sulit dibersihkan. Biasanya binatang ini tinggal di sofa, kasur dan serat-serat kain.Dengan kondisi itu maka menurut Cahya perlu dikembangkan kemampuan dokter untuk mendeteksi alergi secara cepat dan tepat. Salah satunya dengan Skin Prick Test yang sudah banyak berkembang di negara maju.
“Banyak dokter yang memang sering tergesa-gesa dalam mendeteksi alergi, khususnya pada anak, sehingga diperlukan anamnesa yang tepat, kalo bisa gunakan Skin Prick Test, †tegasnya.
Cahya menerangkan, dalam rangka memberikan gambaran nyata dan memberikan informasi tentang diagnosis penyakit alergi dan penanggulangannya, Fakultas kedokteran UGM bekerjasama dengan Rumah Sakit Sardjito akan menggelar kegiatan workshop Skin Prick Test Patch and Test dan Seminar Allergy Up Date pada hari Kamis dan Jumat, 6-7 Maret mendatang, bertempat di gedung kuliah kelas internasional dan ruang auditorium Fakultas Kedokteran UGM.
“Kita ingin memberikan pengetahuan bagaimana cara kerja alat skin prick test patch dalam melakukan diagnosis cepat kasus alergi,†tegasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)