
Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM mengadakan kegiatan “Panen Raya Sayuran” pada Sabtu (24/8) di Lahan Blok 1 PIAT UGM, Kalitiro, Berbah, Sleman. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara UGM Vegetable Expo yang diselenggarakan oleh PIAT UGM bekerja sama dengan PT. Ewindo dari 23-24 Agustus 2019. Para peserta berasal dari sivitas akademika UGM dan masyarakat sekitar PIAT UGM.
Para peserta diberi waktu sekitar 30 menit untuk memanen sayuran secara langsung dengan didampingi oleh tim dari PIAT UGM. Sayuran yang tersedia seperti kangkung, bayam merah dan hijau, kacang panjang, ketimun, kecipir, serta bawang merah. Hasil panen boleh mereka bawa pulang untuk dimasak lalu dimakan di rumah masing-masing.
Dr. Siwi Indarti, selaku koordinator acara ini, menyatakan bahwa tanaman yang dipanen merupakan hasil penanaman dari tim PIAT UGM sendiri. Ia menjelaskan bahwa tanaman-tanaman tersebut merupakan sebagian kecil dari koleksi Bank Genetika Sayuran PIAT UGM. “Kami memiliki sekitar 1.111 jenis sayuran, dan yang dipanen hari ini hanya sekitar 10 jenis saja,” ungkapnya.
Siwi menerangkan Panen Raya ini merupakan salah satu upaya PIAT UGM untuk memasyarakatkan sayuran dengan mengenalkannya secara langsung kepada masyarakat. Hal itu penting mengingat tingkat konsumsi sayuran dari masyarakat Indonesia secara umum kecil, yakni kurang dari 20% dari yang dibutuhkan tubuh.
Oleh karena itu, Siwi menyebut seluruh rangkaian acara UGM Vegetable Expo, termasuk Panen Raya Sayuran, digelar oleh PIAT UGM. “Seperti tema kami ‘Be Healthy and Happy With Veggies,’ berbagai kalangan kami sasar dengan seluruh rangkaian acara ini. Anak-anak kami dekati melalui lomba mewarnai sayuran, UMKM kami dekati dengan Expo dan Festival Lotek, akademisi kami dekati melalui workshop. Lalu, Panen Raya sebagai media pengenalan sayuran secara langsung untuk semua kalangan tersebut,” paparnya.
Siwi berharap dengan seluruh rangkaian acara ini dapat mengubah pola pikir masyarakat Indonesia dalam mengonsumsi sayuran. “Kami sadar dengan kegiatan ini tidak serta merta meningkatkan konsumsi sayuran masyarakat secara luas. Namun, melalui acara ini kami harap dapat menggugah, paling tidak pemerintah mendukung gerakan ini. Selain itu, kami juga memerlukan dukungan pemerintah dalam hal produksi sayuran kami semakin hari semakin turun,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam)