• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Kebijakan Pengurangan Subsidi Menjadi Tren Global

Kebijakan Pengurangan Subsidi Menjadi Tren Global

  • 26 Agustus 2019, 16:09 WIB
  • Oleh: Gloria
  • 4080
Kebijakan Pengurangan Subsidi Menjadi Tren Global

Beberapa tahun belakangan, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan pengurangan subsidi tertentu, yang menuai tanggapan beragam dari masyarakat.

Meski terbilang kontroversial, kebijakan ini ternyata menjadi tren yang banyak dilakukan oleh negara-negara di dunia.

“Banyak negara mengurangi subsidi dan menggantikannya dengan bantuan yang lebih ditargetkan bagi rumah tangga miskin,” tutur Benjamin Olken, peneliti dari Massachusetts Institute of Technology.

Hal ini ia sampaikan dalam Mubyarto Public Policy Forum yang diselenggarakan Rabu (21/8) di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.

Ia menyebutkan sebanyak 40 negara telah melakukan reformasi subsidi energi sejak tahun 2014. Subsidi pangan serta konsumsi energi memang telah menjadi salah satu bentuk bantuan sosial yang umum dilakukan di negara dengan pendapatan rendah dan menengah selama beberapa dekade.

Bantuan yang ia sebut sebagai “targeted transfers” belakangan mulai meningkat secara pesat di negara berkembang. Kebijakan Indonesia dalam bantuan sosial yang tepat sasaran, ujarnya, mengikuti tren ini. Kebijakan ini sendiri, menurutnya, menciptakan sederet tantangan kebijakan yang baru.

“Tantangan ini baru dan berbeda di negara emerging economies yang dari pengalaman selama ini dari negara maju tidak selalu bisa diterapkan,” terangnya.

Tantangan ini meliputi pertanyaan siapa yang layak menerima bantuan dan cara mengidentifikasinya, tipe bantuan yang diberikan, bagaimana memastikan bantuan tersebut benar-benar sampai pada keluarga yang tepat, serta bagaimana dampak dari bantuan tersebut terhadap kemiskinan dan kesejahteraan.

Karena itu, kolaborasi riset antara akademisi atau peneliti dengan para pembuat kebijakan menjadi penting untuk membantu mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Hal senada diucapkan oleh Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, Bambang Widianto.

Ia mengatakan, diperlukan pendekatan berbasis bukti di dalam proses pembuatan kebijakan.

“Tantangan kita adalah bagaimana menyusun kebijakan berbasis riset. Pemerintah tidak mau trial and error, karena itu pemahaman terhadap suatu masalah menjadi penting,” ujarnya.

Kebijakan bantuan yang tepat sasaran, ujarnya, mampu menurunkan pengeluaran negara untuk subsidi tertentu dan meningkatkan bantuan yang lebih efektif bagi masyarakat yang memang membutuhkan.

Ia memaparkan kebijakan efisiensi subsidi listrik sebagai salah satu studi kasus. Kelompok kaya, ujarnya, seharusnya tidak menerima subsidi. Namun, kenyataanya, kelompok ini justru menikmati besaran subsidi yang lebih besar dibandingkan dengan rumah tangga miskin.

Menanggapi fakta ini, pemerintah kemudian melakukan proses pencocokan data di tingkat rumah tangga, dan mengurangi jumlah rumah tangga penerima subsidi 900 VA untuk memastikan bahwa subsidi listrik hanya diterima oleh rumah tangga yang termasuk dalam kategori miskin.

“Dengan subsidi listrik yang menjadi lebih tepat sasaran, besaran subsidi yang kita keluarkan untuk listrik berkurang hingga 20 Triliun, dan anggaran subsidi untuk sektor lain seperti pendidikan, infrastruktur, dan kesehatan, bisa ditingkatkan,” paparnya.

Mubyarto Public Policy Forum 2019 menjadi bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-64 FEB UGM. Kegiatan ini terselenggara untuk ketiga kalinya dan merupakan kerja sama antara FEB UGM dengan Australia National University. Forum yang digelar kali ini secara spesifik mendiskusikan artikel Benjamin Olken bertajuk “Designing Anto-Poverty Programs in Emerging Economies in the 21st Century: Lessons from Indonesia for the World”.

“Kemiskinan masih menjadi masalah yang serius untuk diatasi. Meski tingkat kemiskinan di Indonesia turun, tapi itu berarti ada sekitar 25 juta warga yang masih hidup di bawah garis kemiskinan,” tutur Wakil Dekan FEB Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni, Amirullah Setya Hardi, Cand.Oecon., Ph.D.

Di samping Benjamin Olken dan Bambang Widianto, pembicara yang dihadirkan dalam forum ini adalah dosen FEB UGM, Dr. Elan Satriawan, Dosen FISIPOL UGM, Mulyadi Sumarto, serta Dr. Firman Witoelar Kartaadipoetra selaku perwakilan dari ANU Indonesia Project. (Humas UGM/Gloria)

Berita Terkait

  • Kebijakan Pengurangan Subsidi Jadi Tren Global

    Monday,26 August 2019 - 10:03
  • Kenaikan Harga BBM Picu Kenaikan Biaya Transportasi

    Monday,24 June 2013 - 8:17
  • Politik Pencitraan Munculkan Keraguan Pemerintah Tentang Penghapusan Subsidi BBM

    Monday,05 March 2012 - 7:00
  • Maksum Sesalkan Merosotnya Subsidi RTM dalam APBN 2010

    Friday,14 August 2009 - 9:00
  • Teliti Kebijakan Subsidi Pupuk Anorganik, Zaenal Soedjais Raih Doktor

    Monday,31 March 2008 - 12:25

Rilis Berita

  • Fenomena Perpajakan di Indonesia: Sentimen terhadap Pajak Positif tapi Kepatuhan Membayar Pajak Rendah 30 January 2023
    Mahasiswa Program Doktor Ilmu Psikologi UGM, Ika Rahma Susilawati, menulis disertasi berjudul &ld
    Gloria
  • 116 Tim Ikut Olimpiade Geografi Nasional di UGM 30 January 2023
    Sebanyak 116 tim dari sekolah SMP dan SMA dari berbagai wilayah di Indonesia mengikuti Olimpiade
    Gusti
  • UGM dan Pemprov Bengkulu Bahas Bengkulu Leadership Program 30 January 2023
    Untuk melahirkan penerus generasi muda Bengkulu yang berkualitas di masa depan, Gubernur Bengkulu
    Agung
  • Mahasiswa UGM Buat Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas 30 January 2023
    Mahasiswa UGM berhasil mengembangkan inovasi teknologi berupa aplikasi layanan ramah disabiltas y
    Ika
  • Menteri PUPR dan 45 Guru Besar Diskusi Soal Sumber Daya Air IKN 30 January 2023
    Menteri Pekerjaan Umum dan Perumaha
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual