
Tahun ini SAKA UGM kembali mempromosikan budaya Aceh ke dunia internasional, tepatnya ke Praha, Republik Ceko. Pada misi budaya kali ini, SAKA UGM menjadi tamu undangan KBRI di Praha dalam acara peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-74 pada tanggal 17 Agustus silam.
“Pada awalnya kami berinisiatif untuk menghubungi KBRI Praha dalam rangka misi budaya. Kami menanyakan apakah ada hal yang bisa kami lakukan untuk mempromosikan budaya aceh di negeri ceko, kemudian KBRI menyambut baik dan mengundang kami untuk tampil pada acara 17 Agustus,” ujar Daffia Nabillah, Rabu (11/9).
Dalam acara ini, SAKA UGM membawakan tiga jenis tarian, yaitu Tari Ratoeh Pukat, Rapa’i Geleng, dan Tari Kreasi Aceh di hadapan sekitar 200 orang yang hadir dari kalangan internal KBRI, WNI, PPI, tamu kedutaan, dan WNI dari negara lain yang sedang berkunjung ke Praha.
Daffia menjelaskan, Tari Ratoh Pukat merupakan gabungan antara tari “Ratoh Jaroe” dan tari “Tarek Pukat”. Ratoh Jaroe menyiratkan nilai-nilai ke-Aceh-an yang memiliki semangat kekompakan, religius, dan bersatu padu dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat sehari-hari, sedangkan “Tarek Pukat” bermakna kegiatan masyarakat pesisir Aceh yang gemar menarik pukat untuk menjaring ikan dan menjalin kebersamaan.
Tarian Rapa’i Geleng menyertakan gerakan tarian yang melambangkan sikap keseragaman dalam hal kerja sama, kebersamaan, dan penuh kekompakan dalam lingkungan masyarakat. Sementara itu, Tari Jala Eungkot yang menekankan pada kekompakan gerak, menceritakan keseharian masyarakat Aceh dalam bercocok tanam dan menangkap ikan.
“Tari ini mengadopsi tari tradisional Aceh Meusare-sare dan dikembangkan menurut kebutuhan dan perkembangan zaman, sehingga tari ini memiliki nilai estitika yang tinggi dan tetap mengedepankan nilai tradisional yang ada,” terangnya.
Di samping SAKA UGM, acara ini juga dimeriahkan pertunjukkan angklung persembahan KBRI, tari lombok dari PPI, dan penampilan dari Sanggar Kintari yang berisi masyarakat Ceko yang mempelajari kesenian indonesia.
Ia mengutarakan, antusiasme yang tinggi terlihat dari seluruh tamu undangan yang hadir pada acara peringatan kemerdekaan Indonesia karena SAKA UGM merupakan satu-satunya delegasi dari Indonesia yang memeriahkan acara tersebut.
“Komentar pada umumnya adalah mereka memberikan apresiasi terhadap penampilan SAKA yang bagus, rapi, dan luar biasa. Penonton terkagum-kagum saat melihat hasil akhir dari tarian Ratoeh Pukat, yaitu pukat yang dibuat sambil menari. Bahkan, ada penonton yang mengungkapkan ingin melihat lagi penampilan kami di lain kesempatan,” ucapnya.
Selain tampil pada acara di KBRI Praha, sehari setelahnya SAKA UGM bekerja sama dengan KBRI di Praha mempromosikan kebudayaan Aceh kepada masyarakat Praha dengan menampilkan tari Ratoeh Pukat, Rapa’i Geleng, dan Meusare-Sare di daerah Andel yang terletak di Praha 5. Selain itu, pada tanggal 16 Agustus, SAKA UGM juga mendapat kesempatan untuk menampilkan tariannya di Garuda Restaurant yang berlokasi di Praha 7.
“Besar harapan dengan terlaksananya misi budaya kali ini, kebudayaan Indonesia akan semakin dikenal luas oleh dunia internasional dan dapat membangkitkan semangat generasi muda untuk terus melestarikan kebudayaan Indonesia,” pungkas Daffia. (Humas UGM/Gloria)