• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • UGM Simpan Ribuan Fosil Orang Utan Jawa

UGM Simpan Ribuan Fosil Orang Utan Jawa

  • 18 September 2019, 11:42 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 2761
UGM Simpan Ribuan Fosil Orangutan Jawa

Peneliti Paleoantropologi FIB UGM, Drs. Rusyad Adi Suriyanto, M.Hum., mengatakan kampus UGM menyimpan banyak fosil manusia purba yang berasal dari Sangiran, Jawa tengah, Trinil, Jawa Timur serta dari Flores, NTT. Namun, saat dilakukan penggalian terhadap fosil tersebut ternyata ditemukan juga banyak fosil hewan primata yakni orang utan Jawa. “Kebanyakan primata awalnya berada di Jawa. Dulu orang utan di Jawa sangat melimpah,” kata Rusyad dalam simposium dan kongres primata Indonesia yang berlagsung di Kampus UGM, Rabu (18/9).

Dikatakan Rusyad, fosil ordo primatologi yang ditemukan di Indonesia termasuk yang paling banyak di dunia selain yang ada di Afrika. Ia memperkirakan lebih dari lima puluh persen fosil primata ini ditemukan di Indonesia. “Sekitar tiga puluh persennya tersimpan di kampus ini,” kata pakar manusia purba UGM ini.

Dari hasil penelitiannya, sebaran paleoprimatologi di Indoensia sebagian besar ditemukan di Sumatera Barat dan daerah sebagian Sulawesi. Namun, jumlah yang paling banyak berada di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yakni daerah Sangiran, Trinil dan Kudus. “Baru-baru ini kita temukan lagi sisa fosil orang utan yang berumur 7.000 tahun,” katanya.

Menurutnya, dari fosil primata di Jawa, selain jenis kera dan monyet, sepanjang pengetahuannya ia paling banyak menemukan fosil orang utan. Namun, jumlah mereka hilang drastis. Menurutnya, hilangnya populasi orang utan Jawa ini akibat perubahan ekologi dan aktivitas manusa. “Apakah karena perubahan ekologi yang ekstrem atau peran manusia ikut memusnahkan orang utan yang ada di Jawa,” ujarnya.

Fosil orang utan yang ditemukan di Sangiran saat ini sudah dikonservasi, bahkan pihaknya juga menemukan fosil yang sama di daerah Tegal. “Sementara memang belum kita publikasikan,” katanya.

Dia berpendapat meski saat ini kondisi hewan primata yang ada di Sumatera dan Kalimantan terancam akibat konversi lahan dan deforestasi, namun upaya konservasi paleoprimatologi bawah tanah juga perlu dilakukan untuk memperluas ruang pengetahuan soal hewan primata ini. “Kita memiliki kekayaan di masa lalu karena memiliki situs dan fosil tersebut sehingga kita bisa mempelajari evolusi persebaran dan keberagaman primata,” katanya.

Ahli Biologi Konservasi dari Univeritas Indonesia (UI), Prof. Jatna Supriatna, M.Sc., Ph.D., mengatakan usaha konservasi primata di Indonesia tidak cukup hanya mengandalkan peran pemerintah, sebab tingkat deforestasi akibat pembukaan kebun kelapa sawit dan konservasi lahan menyebabkan berkurangnya jumlah habitat primata di Indonesia. “Kebun kelapa sawit sekarang ini jumlahnya lebih dari 14 juta hektare, hampir 1,5 kali dari luas pulau Jawa,” katanya.

Dari penelitiannya, di pulau Kalimantan dan Sumatera sekitar 80 persen primata kehilangan habitatnya akibat pembukaan kebun kelapa sawit dan pembukaan pabrik pulp dan kertas. Sedangkan di Sulawesi sekitar 10-15 persen primata kehilangan habitatnya. Hal itu disebabkan adanya program penanaman jagung yang menyebabkan pembukaan lahan secara besar-besaran. Namun demikian, ia mengapresiasi wilayah di Sulawesi yang tidak banyak kebun kelapa sawit. Setelah ia berkunjung di beberapa daerah di Sulawesi dan berdialog dengan masyarakat sekitar, ia berkesimpulan bahwa masyarakat Bugis tidak suka pembukaan kebun kelapa sawit di tempatnya. “Saya berkesimpulan budaya orang Bugis maunya jadi juragan sehingga tidak ada pebukaan kebun kelapa sawit di sana,” katanya.

Ia sempat menyinggung soal hilangnya lokasi habitat populasi primata. Menurutnya, diperlukannya penambahan lahan konservasi hewan primata melalui pengembangan ekowisata di lahan hutan konservasi. Jumlah lokasi ekowisata primata di Indonesia masih minim. “Bagaimana pun pemerintah perlu memberikan izin untuk ekowisata di daerah kawasan konservasi. Misalnya di Afrika, ekowisata untuk Gorila itu biayanya 150 dolar. Hanya dipakai area kecil saja melibatkan empat ekor Gorila,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Orang Utan Suka Hidup di Dataran Rendah

    Friday,19 January 2018 - 14:23
  • FKH UGM dan Chester Zoo Bantu Penyelamatan Orang utan Akibat Kebakaran Hutan

    Monday,26 October 2015 - 9:58
  • UGM-Borneo Orangutan Survival Jalin Kerja Sama

    Wednesday,06 November 2019 - 15:09
  • Teliti Orang Utan, Wisnu Nurcahyo Hasilkan Banyak Publikasi Internasional

    Wednesday,29 August 2018 - 11:35
  • UGM dan Balai Arkeologi DIY Identifikasi Tanaman dan Hewan Purba

    Thursday,10 October 2019 - 13:27

Rilis Berita

  • UGM dan KAGAMA NTB Sinergi Bangun Negeri 29 January 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) Nusa Tengg
    Satria
  • Masyarakat Lombok Utara Apresiasi KKN Kolaborasi UGM 28 January 2023
    Masyarakat memberikan apresiasi pelaksanaan KKN Kolaborasi yang dirintis oleh Universitas Gadjah
    Satria
  • Evaluasi dan Temu Mitra Supplyer Gerai UMKM 27 January 2023
    Sebagai media memfasilitasi pemasaran produk UMKM binaan sivitas akademika UGM, Gerai UMKM yang b
    Agung
  • Dirjen Diktiristek Puji Fasilitas Field Research Center UGM 27 January 2023
    Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof. Ir. Nizam,
    Gloria
  • Raih Doktor Usai Teliti Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong 27 January 2023
    Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Sumberdaya Geologi, BRIN, Ir. Chusni Ansori, M.T., dinyatakan lu
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual