![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/19091915688479671910579748-766x510.jpg)
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM menggelar konser amal sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan penyandang disabilitas.
Konser akan digelar Sabtu, 21 September 2019 pukul18.30 WIB di the Rich Jogja Hotel. Menghadirkan Raisa, Katon Bagaskara, dan Lilo – Kla Project.
Ketua panitia, dr.Agung Widianto, Sp.B-KBD., mengatakan melalui konser yang menggandeng Ascendia Project, pusat pelatihan disabilitas, ini ditujukan sebagai acara penggalangan dana untuk membantu pembangunan kota difabel di Kebumen, Jawa Tengah. Kota difabel ini merupakan inisiasi dari alumni FKKMK UGM, dr.Faiz Alauddien Reza Mahardhika yg juga CEO Ascendia Project.
“Secara umum, konser amal ini bertujuan untuk membantu pembangunan kota difabel yang diberdayakan oleh Alumni FK-KMK UGM,” jelasnya saat Konferensi Pers di Balirung UGM, Rabu(18/9) sore.
Disamping itu, membantu renovasi pembangunan One Stop Learning School untuk penyandang disabilitas. Konser juga ditujukan untuk membantu terciptanya kehidupan yang layak dan lapangan kerja bagi penyandang disabilitas.
Agung menyampaikan Data statistik tahun 2018 mencatat bahwa Kebumen memiliki 12 ribu penyandang disabilitas. Sementara lebih dari 90 persen penyandang disabilitas tersebut tidak memiliki pekerjaan. Selain itu, kebutuhan mendasar dan hak para penyandang disabilitas tersebut juga belum mendapatkan perhatian sepenuhnya dari pemerintah daerah setempat.
“Karenanya melalui konser amal ini nantinya akan disumbangkan untuk pembangunan kota difabel di Kebumen,”jelasnya.
Hingga saat ini, disebutkan Agung, tiket telah terjual 75 persen. Dia menargetkan nantinya bisa terjual habis dan yang akan disumbangkan minimal Rp200 juta.
Sementara Wakil Dekan Bidang Alumni dan Kerja Sama FKKMK UGM, dr.Mei Neni Sitaresmi, Sp.A(K).,Ph.D., mengatakan sampai saat ini para penyandang disabilitas masih dipandang sebagai kelompok yang tidak bisa bekerja, merepotkan dan tidak produktif. Stigma negatif itu masih melekat pada para penyandang disabilitas.
CEO Ascendia Project, Faiz ,menyebutkan bahwa melalui lembaga nirlabanya itu dia ingin menghilangkan stigma penyandang disabilitas tersebut. Lewat berbagai program pihaknya berupaya membimbing dan mengasah keterampilan para penyandang disabilitas agar bisa mandiri dan berdaya. Seperti bimbingan pada penyandang tuna rungu, tuna netra, tuna daksa, dan tuna grahita, hingga dapat bekerja secara layak dan tetap mendapat pendampingan.
Faiz menyebutkan bahwa di Kebumen tidak ada pendidikan pra-sekolah, hal itu menjadi salah satu faktor yang menyebabkan para penyandang disabilitas terlambat mengakses pendidikan. Oleh karenanya, dengan merenovasi pembangunan One Stop Learning School untuk para penyandang disabilitas diharapkan para penyandang disabilitas bisa mengakses pendidikan dengan lebih baik. Pemberdayaan tersebut juga akan diperluas di area Yogyakarta maupun Jawa Tengah.
“Harapannya, melalui beragam program tersebut, para penyandang disabilitas bisa bekerja, serta memiliki kehidupan yang layak,”terangnya.
Selain menggelar konser amal, FK-KMK UGM juga akan menggelar kegiatan ‘Alumni Berbagi’ dengan menghadirkan narasumber: Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc; dr. Hasto Wardoyo, SpOG(K); Mayjen TNI Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) R.I; Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K)., MPH; dr. HR. Danarto, SpB., SpU(K); Brigjen Pol. dr. Musyafak dan narasumber lain. Kegiatan itu diharapkan dapat menginspirasi pengetahuan peserta untuk pemantapan jalur karier dan ajang silaturahmi serta sumbangsih alumni. (Humas UGM/Ika, foto:firsto)