![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/19091915688611061224067989.jpg)
Dewan Guru Besar Universitas Gadjah Mada bersama dengan Gerakan Pramuka akan mengadakan kegiatan Simposium Nasional Nilai-nilai Ke-UGM-an dan Nilai-nilai Kepramukaan dengan tema UGM dan Gerakan Pramuka Sebagai Benteng Penjaga Pancasila, Sabtu (21/9) di Auditorium Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.
Ketua DGB UGM, Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D., mengatakan simposium ini akan membedah peran UGM dan Gerakan Pramuka sebagai penjaga Pancasila. Menurut Koentjoro revitalisasi Gerakan Pramuka yang telah dilakukan sejak 2006 belum optimal sehingga perlu dikaji kembali.
“Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan satuan pendidikan dan satuan organisasi di tingkat gugus depan maupun kwartir yang masih memiliki permasalahan,”kata Koentjoro, Kamis (19/9).
Menurutnya, permasalahan utama adalah Quality Control proses pembinaan kader muda maupun anggota dewasa. Permasalahan kaderisasi anggota muda adalah minimnya pencapaian peserta didik mencapai tingkat garuda, baik di golongan usia siaga, penggalang, penegak, sampai pandega.
Permasalahan lain ada pada aspek kelembagaan organisasi Gerakan Pramuka. Secara keuangan, Gerakan Pramuka belum sepenuhnya mandiri sehingga masih membutuhkan dukungan dari pemerintah sehingga kepengurusan di tingkat daerah banyak melibatkan tokoh politik yang memiliki akses kepada sumber daya ekonomi.
“Akibatnya organisasi Gerakan Pramuka minim dalam kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan sebuah inovasi,”katanya.
Berdasarkan persoalan itulah maka Simposium Nasional Nilai-niai Ke-UGM-an dan Nilai-nilai Kepramukaan ini diadakan. Beberapa narasumber yang diagendakan hadir dalam acara ini diantaranya Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Komjen Pol (Purn) Drs. Budi Waseso yang akan menyampaikan topik mengenai Pramuka sebagai benteng Pancasila, Prof. Dr. Jana Thahjana Anggadiredja selaku Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka bidang Perencanaan dan Pengembangan, Prof. Dra. Suwarsih Madya, M.A., Ph.D, sebagai Wakil Ketua Kwarda DIY, Dr. Agus Wahyudi, Kepala Pusat Studi Pancasila UGM, Matahari Farransahat, S.E., M.HEP, akademisi Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan FISIPOL UGM dan Direktur Creative Hub FISIPOL UGM serta T. Novi Poespita Chandra, M.Si, Akademisi Psikologi UGM. (Humas UGM/Satria;foto: cnnindonesia.com)