• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Mengkaji Borobudur dari Aspek Pariwisata dan Pelestarian

Mengkaji Borobudur dari Aspek Pariwisata dan Pelestarian

  • 07 Oktober 2019, 11:20 WIB
  • Oleh: Satria
  • 4611
Mengkaji Borobudur dari Aspek Pariwisata dan Pelestarian

Candi Borobudur telah mengalami pemugaran dua kali sejak pertama kali dibangun sekitar abad VII-IX Masehi, yakni pada periode tahun 1907-1911 dan tahun 1973-1983. Pemugaran yang membuatnya menjadi sekarang ini tersebut mendatangkan banyak manfaat sekaligus masalah.

Manfaat hadir dari posisinya sebagai destinasi wisata yang tiap tahun mendatangkan jutaan wisatawan, baik lokal maupun manca negara. Bahkan, dalam pidato nota keuangan 2020 Presiden mencanangkan Candi Borobudur akan dijadikan destinasi wisata super prioritas  bersama dengan Danau Toba, Labuan Bajo, dan Mandalika. Di sisi lain, akibat menjadi destinasi wisata tersebut juga mendatangkan permasalahan yakni dalam hal konservasinya.

Atas dasar hal tersebut, Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM mengangkat topik “Reorganisasi Pengelolaan Kawasan Candi Borobudur” pada Seminar Series Kepariwasataan pada Senin (30/9) lalu di Ruang Pertemuan Puspar UGM. Mereka mendatangkan Drs. Marsis Sutopo, M.Si., selaku Anggota Tim Cagar Budaya Nasional untuk menjadi pembicara. Topik tersebut diangkat bertujuan untuk mencari tata kelola seperti apa yang dapat mengakomodasi keseimbangan antara kepentingan pelestarian dan pariwisata.

Marsis memaparkan beberapa masalah yang kini terjadi di Candi Borobudur. Hal tersebut antara lain  terkait dengan daya tampung yang terbatas, wisatawan terkakumulasi hanya di beberapa zona yang dalam jangka panjang mengancam kelestarian candi hingga candi lain sekitar kawasannya yang belum dikelola secara optimal.

Marsis menyebut bahwa Candi Borobudur kini membutuhkan pengelolaan terpadu dan sinergi antara berbagai pihak, baik Kemendikbud, BUMN, serta pemerintah daerah. Pengelolaan tersebut tentunya harus mempertimbangkan keseimbangan antara aspek pariwisata dan pelestarian. Untuk itu ia menyarankan pengelolaan satu atap.

“Dengan pengelolaan satu atap maka pelestarian dan pemanfaatan pariwisata dari Kawasan Strategis Nasional (KSN) Borobudur dapat seimbang. Satu manajemen tersebut yang juga di bawah pemerintah nasional langsung sehingga proses pengelolaannya dapat dijamin oleh undang-undang,” ujarnya.

Selain itu, Marsis juga menyarankan agar beberapa prinsip pengelolaan dari KSN Borobudur ini memegang prinsip cultural landscape atau bersatu dan terikat dengan lingkungan budayanya. Pelestarian tersebut meliputi pelindungan, pengembangan, serta pemanfaatan yang untuk dan oleh semua. “Dengan demikian manfaat akan didapat oleh semuanya pula,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam)

Berita Terkait

  • Borobudur Perlu kebijakan Manajemen Pelestarian

    Thursday,29 March 2007 - 15:51
  • Fakultas Biologi UGM dan Badan Otorita Borobudur Kerja Sama Pengembangan Pariwisata

    Monday,18 February 2019 - 15:52
  • Masyarkat Perlu Dilibatkan dalam Pelestarian Budaya

    Friday,22 May 2015 - 15:42
  • UGM-PT.TWC Borobudur, Prambanan & Ratu Boko Sepakat Kerjasama Pengembangan SDM Pariwisata

    Tuesday,14 August 2012 - 7:26
  • Pemerintah Targetkan 2 Juta Wisman Berkunjung ke Borobudur

    Monday,30 July 2018 - 15:34

Rilis Berita

  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti
  • Kembali ke Kampus, UGM Harap Geliat Wisata Religi Tanara Serang Terus Menguat 02 February 2023
    Tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Unit Serang, Bant
    Ika
  • 2023 Asian Conference on Fish Models for Disease Berakhir, Herman Spaink Ungkap Harapannya agar Penelitian Tetap Berkelanjutan 02 February 2023
    Perkembangan bidang studi biologi menjadi kontributor besar bagi dunia kesehatan, khususnya dalam
    Satria
  • SDG's Series #85: Strategi Pencapaian Pembangunan Berkelanjutan Melalui Perencanaan Pembangunan Daerah 02 February 2023
    Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, UGM telah menyelenggarakan Sustainable Develo
    Satria

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual