• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Mengkaji Borobudur dari Aspek Pariwisata dan Pelestarian

Mengkaji Borobudur dari Aspek Pariwisata dan Pelestarian

  • 07 Oktober 2019, 11:20 WIB
  • Oleh: Satria
  • 3954
  • PDF Version
Mengkaji Borobudur dari Aspek Pariwisata dan Pelestarian

Candi Borobudur telah mengalami pemugaran dua kali sejak pertama kali dibangun sekitar abad VII-IX Masehi, yakni pada periode tahun 1907-1911 dan tahun 1973-1983. Pemugaran yang membuatnya menjadi sekarang ini tersebut mendatangkan banyak manfaat sekaligus masalah.

Manfaat hadir dari posisinya sebagai destinasi wisata yang tiap tahun mendatangkan jutaan wisatawan, baik lokal maupun manca negara. Bahkan, dalam pidato nota keuangan 2020 Presiden mencanangkan Candi Borobudur akan dijadikan destinasi wisata super prioritas  bersama dengan Danau Toba, Labuan Bajo, dan Mandalika. Di sisi lain, akibat menjadi destinasi wisata tersebut juga mendatangkan permasalahan yakni dalam hal konservasinya.

Atas dasar hal tersebut, Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM mengangkat topik “Reorganisasi Pengelolaan Kawasan Candi Borobudur” pada Seminar Series Kepariwasataan pada Senin (30/9) lalu di Ruang Pertemuan Puspar UGM. Mereka mendatangkan Drs. Marsis Sutopo, M.Si., selaku Anggota Tim Cagar Budaya Nasional untuk menjadi pembicara. Topik tersebut diangkat bertujuan untuk mencari tata kelola seperti apa yang dapat mengakomodasi keseimbangan antara kepentingan pelestarian dan pariwisata.

Marsis memaparkan beberapa masalah yang kini terjadi di Candi Borobudur. Hal tersebut antara lain  terkait dengan daya tampung yang terbatas, wisatawan terkakumulasi hanya di beberapa zona yang dalam jangka panjang mengancam kelestarian candi hingga candi lain sekitar kawasannya yang belum dikelola secara optimal.

Marsis menyebut bahwa Candi Borobudur kini membutuhkan pengelolaan terpadu dan sinergi antara berbagai pihak, baik Kemendikbud, BUMN, serta pemerintah daerah. Pengelolaan tersebut tentunya harus mempertimbangkan keseimbangan antara aspek pariwisata dan pelestarian. Untuk itu ia menyarankan pengelolaan satu atap.

“Dengan pengelolaan satu atap maka pelestarian dan pemanfaatan pariwisata dari Kawasan Strategis Nasional (KSN) Borobudur dapat seimbang. Satu manajemen tersebut yang juga di bawah pemerintah nasional langsung sehingga proses pengelolaannya dapat dijamin oleh undang-undang,” ujarnya.

Selain itu, Marsis juga menyarankan agar beberapa prinsip pengelolaan dari KSN Borobudur ini memegang prinsip cultural landscape atau bersatu dan terikat dengan lingkungan budayanya. Pelestarian tersebut meliputi pelindungan, pengembangan, serta pemanfaatan yang untuk dan oleh semua. “Dengan demikian manfaat akan didapat oleh semuanya pula,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam)

Berita Terkait

  • Borobudur Perlu kebijakan Manajemen Pelestarian

    Thursday,29 March 2007 - 15:51
  • Fakultas Biologi UGM dan Badan Otorita Borobudur Kerja Sama Pengembangan Pariwisata

    Monday,18 February 2019 - 15:52
  • Masyarkat Perlu Dilibatkan dalam Pelestarian Budaya

    Friday,22 May 2015 - 15:42
  • UGM-PT.TWC Borobudur, Prambanan & Ratu Boko Sepakat Kerjasama Pengembangan SDM Pariwisata

    Tuesday,14 August 2012 - 7:26
  • Pemerintah Targetkan 2 Juta Wisman Berkunjung ke Borobudur

    Monday,30 July 2018 - 15:34

Rilis Berita

  • Epidemiolog: Tidak Ada Hubungan Hepatitis Akut dengan Vaksin Covid-19 16 May 2022
    Baru-baru ini masyarakat dunia digemparkan dengan kemunculan hepatitis varian baru. Hepatitis ata
    Satria
  • Tim UGM Lakukan Riset Pengembangan Varietas Baru dari Kedelai Hitam 16 May 2022
    Tim dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada tengah melakukan riset pemurnian kedelai hita
    Gusti
  • Tantangan Pembangunan Industri Sawit Indonesia yang Berkelanjutan 16 May 2022
    Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan, Dipl., Ing, mengatakan bahwa minyak kelap
    Satria
  • Mari Cegah Generasi Mendatang dari Bahaya Stunting 15 May 2022
    Kita mesti mencegah generasi mendatang dari stunting. Stunting atau p
    Satria
  • UGM Peringati Hari Pendidikan Nasional 2022 13 May 2022
    Universitas Gadjah Mada menggelar upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2022. Upacara
    Agung

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual