Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan Seminar dan Lokakarya (semiloka) bertajuk “Pengelolaan Aktivitas layanan Masyarakat†pada hari Kamis, 13 Juli 2006, bertempat di ruang seminar A-203, fakultas Psikologi. Semiloka ini merupakan implementasi Program Hibah Kompetisi (PHK A3), dimana fakultas Psikologi menjadi salah satu grantee-nya. Dalam salah satu kelompok kegiatannya, PHK A3 Fakultas Psikologi hendak meningkatkan kepekaan psikososial mahasiswanya lewat kerjasama dengan Rifka Annisa, Satu Nama, dan PKBI DIY
Sesuai dengan landasan konseptual pengembangan PHK A3, komponen utama yang terangkum dalam kearifan kontekstual yaitu time frame, budaya lokal, dan unit analysis menjadi nafas semiloka. Dalam time frame, mahasiswa akan belajar mengelola organisasi nirlaba dalam periode waktu yang berbeda. Dari perspektif budaya lokal, mahasiswa akan berlatih untuk sensitif terhadap isu budaya, terkait dengan lingkup ranah gerak LSM yang bersangkutan. Dalam unit analysis, mahasiswa akan belajar menganalisis organisasi nirlaba dan rekan kerjanya sebagai perwakilan individu, kelompok, atau organisasi. Dengan memperhatikan ketiga komponen dalam kearifan kontekstual tersebut, kemampuan asesmen psikologis mahasiswa akan terasah.
Secara garis besar semiloka ini dibagi dalam 2 sesi, sesi seminar dan sesi semiloka. Sesi seminar menghadirkan pembicara Elly Nurhayati, MPH dari Rifka Anissa, Kusminari dari PKBI DIY, dan Hardono Hadi, PhD dari Satu Nama. Sesi seminar ini membidik tiga hal utama dari pengelolaan aktivitas layanan masyarakat, yaitu pengelolaan secara organisasional lembaga nirlaba (cara mengelola aktivitas layanan masyarakat secara efektif), pengelolaan keuangan, dan strategi pemasaran sosial. Untuk sesi semiloka, diarahkan pada pembahasan lebih mendetail 3 hal di atas. Ini dilakukan sebagai persiapan bagi peserta yang nantinya akan mendapat kesempatan magang di LSM tersebut selama 56 jam.
Bentuk semiloka dan branch making melalui magang ini dilakukan dengan tujuan mahasiswa dapat mengetahui dan ikut berproses dalam organisasi nirlaba (experiencial learning). Dengan demikian peserta yang notabenenya adalah mahasiswa S1 memiliki modal emosional, sosial, spiritual, dan etika yang lebih. Ini dimaksudkan agar mereka lebih luwes dalam implementasi teori di lapangan kerja. Untuk ke depannya diharapkan kerjasama yang terbina tidak hanya dengan LSM dalam negeri saja tetapi juga Non Government Organization (NGO) asing sehingga unsur pembelajaran lintas kultur juga tercapai.
Tim Press Release PHK A3 Fakultas Psikologi